BANYUWANGI – Tiga orang tewas dalam kecelakaan bus pariwisata di jalur Pantura Jalan Raya Bangsring, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, kemarin (30/12).
“Korban yang meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP), sebanyak tiga orang, yakni sopir bus, seorang penumpang laki-laki dan seorang penumpang perempuan. Sementara korban luka-luka sebanyak 16 orang penumpang. Kami masih mengidentifikasi nama-nama korban yang meninggal,” kata Kanit Laka Satlantas Polres Banyuwangi, Ipda Mujiono.
Menurutnya, jalan di lokasi kecelakaan agak menikung dan merupakan jalur “black spot” yang rawan kecelakaan di jalur Pantura Banyuwangi. Namun, kondisi jalan tidak rusak atau aspalnya bagus dan tidak bergelombang.
“Kemungkinan kecelakaan yang melibatkan dua bus pariwisata itu karena faktor manusia, karena tabrakan bus terjadi sekitar pukul 02.30 WIB dan sebagian besar penumpang bus tertidur,” ujarnya.
Polisi langsung berusaha mengevakuasi kedua bangkai bus yang mengalami tabrakan ke tepi jalan dan menerapkan sistem buka-tutup untuk mengurai kemacetan di jalur Pantura Banyuwangi.
Sementara Direktur RSUD Blambangan Banyuwangi, Taufik Hidayat mengatakan, tiga orang tewas dalam kecelakaan itu adalah Ujang asal Bandung-Jawa Barat, Suroso asal Sidoarjo dan seorang anak usia 6 tahun bernama Sofi asal Sidoarjo.
“Korban yang mengalami luka berat sebanyak 10 orang yang berasal dari penumpang bus pariwisata dan masih menjalani rawat inap,” katanya
Salah seorang saksi mata, Heri, mengatakan dua bus pariwisata tersebut melaju cukup kencang dari arah berlawanan, kemudian tepat di depan SDN 1 Bengkak ada jalan menikung, sehingga tabrakan kedua bus tidak dapat dihindari.
“Bus Pariwisata yang hendak ke Ketapang merupakan rombongan siswa SMA Bina Warga Palembang, sedangkan dari arah berlawanan ada bus PO Ardiansyah yang membawa rombongan ziarah wali dari Pulau Bali,” tuturnya.
Menurut dia, korban luka-luka dan meninggal langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Blambangan Banyuwangi dan Puskesmas Wongsorejo.
“Banyak warga yang melihat kejadian itu, sehingga menyebabkan jalur Pantura macet dan antrean cukup panjang,” katanya.
Sementara salah seorang korban selamat yang juga guru SMA Bina Warga Palembang, Dedi, mengatakan rombongan siswanya akan melakukan studi tour ke Pulau Bali dan saat kejadian seluruh siswa tidur.
“Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, sehingga banyak penumpang bus yang tertidur karena dijadwalkan tiba di Pulau Dewata pagi hari,” katanya.
Menurut dia, laju kendaraan memang cukup kencang dan sejak awal sopir bus mengebut, namun sopir bus tidak menduga ada kendaraan dari arah selatan cukup kencang, sehingga terjadi tabrakan.
“Saya tidak mengetahui persis bagaimana kejadiannya karena berlangsung cukup cepat dan tiba-tiba terjadi tabrakan,” ujarnya. (ant/abe)