SURABAYA – Gaung pesta demokrasiuntuk memilih Gubernurdan Wakil Gubernur JawaTimur periode 2013-2018terdengar di mana-mana.Perhatian publik tertuju keJawa Timur karena anggaranpemilihan gubernurnya (pilgub)selangit.Untuk putaran pertama saja, nilainyahampir mencapai Rp 1 triliun atautepatnya Rp 943 miliar dengan perincianKPU Rp 646 miliar, Bawaslu Rp 206miliar, Polda Rp 78 miliar dan TNI Rp 13miliar. Anggaran tersebut membengkak 2kali lipat dari pilgub tahun 2008 lalu yangnilainya sebesar Rp 535 miliar.Anggota Komisi A DPRD Jawa TimurJalaludin Alham mengatakan ada beberapahal yang mempengaruhi besarnyabiaya pilgub 2013. Selain jumlah pemilihdan TPS meningkat, honorarium petugaspemilu, mulai dari tingkat propinsi hinggadesa naik drastis. “ Ini tidak bisa dikepras,karena memang variebelnya banyak,” kataJalal.Pada pilgub 2013 mendatang, jumlahpemilih, TPS dan honor petugas pilgubmeningkat tajam dibandingkan pilgub2008 lalu. Berdasarkan data dari KPU PropinsiJawa Timur, jumlah pemilih padapilgub 2013 mencapai 32.548.385 jiwaatau naik 3.322.150 jiwa dari daftar pemilihtetap (DPT) 2008 yang mencapai29.226.235 jiwa. Meningkatnya jumlahpemilih tersebut kemudian direspon denganmenambah jumlah tempat pemungutansuara (TPS) dari 64.020 unit pada 2008menjadi 72.611 unit tahun 2013 mendatangatau naik 8.591 unit TPS baru.Mengenai jumlah TPS, Jalal menegaskanjumlahnya tidak bisa dikurangi. Sebab,jika jumlah pemilih dalam satu TPS makindipadat maka akan menyebabkan tingginyagolput akibat rendahnya partisipasi pemilih.Mengapa? Apabila TPS dirampingkan,maka jaraknya dengan pemilih akansemakin jauh. “Pemilih akan malas datangke TPS. Itu artinya mereka golput. Kalaugolput besar, maka tidak mencerminkandemokrasi yang baik. Jadi kita upayakanagar jangan sampai hal itu terjadi,” tambahpolitisi berkumis tebal ini.Menurut Anggota KPU Propinsi JawaTimur Najib Hamid, penambahan jumlahTPS ini jelas membutuhkan anggaran tambahan.“Sehingga dana pilgub tahun depanmeningkat,” ujarnya singkat. (han/abe)