SURABAYA – Tahun 2012 akan segera berganti dengan tahun 2013. Perayaan pergantian tahun ini biasa dirayakan meriah oleh seluruh penduduk dunia, tak terkecuali warga Surabaya. Perayaan malam tahun baru mendatangkan berkah tersendiri bagi para perajin kembang api di Kota Surabaya. Pasalnya, penjualan kembang api meningkat, baik dari konsumen lokal maupun dari luar Surabaya. Setiap tahun, sebanyak Rp 1,8 triliun uang di Indonesia dibakar untuk kembang kembang api aneka ukuran dan warna.
“Dari jumlah itu, 65 persen kembang api untuk konsumsi Indonesia Timur,” kata Singky Soewadji, distributor kembang api untuk wilayah Indonesia bagian Timur kepada Koran Madura, Minggu (30/12).
Singky menjelaskan, peredaran kembang api dikuasai oleh 22 merek yang semuanya berasal dari China yang setiap tahunnya masuk ke Indonesia. Sedangkan jumlah importir kembang api, saat ini mencapai 20 perusahaan yang semuanya berasal dari Jakarta. “Konsumsi kembang api terbesar atau mencapai 90 persen adalah saat puasa dan lebaran. Sedangkan sisanya 10 persen adalah konsumsi pada tahun baru dan natal”, tandas pemilik toko Ayu Promotion Fireworks Specialist ini.
Ia mengaku, pasokan kembang api per tahunnya untuk Surabaya mencapai Rp 40 miliar. Jumlah ini merupakan total penjualan selama lebaran, Natal dan tahun baru. Untuk diketahui, harga kembang api relatif cukup mahal untuk sekali tembakan, bahkan konsumen rela merogoh hingga Rp 2 juta hanya untuk menikmati 49 kali titik letusan ke udara. Kembang api sebagian besar terjual adalah untuk kebutuhan konser malam tahun baru.
Di penghujung tahun 2012, sejumlah hotel berbintang menyajikan fire work party atau pesta kembang api. Diantaranya, Twin hotel Surabaya, Hotel Singgasana dan Java Paragon Hotel dan Residence. (ara/abe)