SUMENEP – Puluhan aktivis yang mengatasnamakan diri Gerakan Sumenep Bersih bersama tukang becak, kemarin (21/13) berunjuk rasa di depan salah satu badan usaha milik daerah, Kantor PT Wira Usaha Sumekar (PT WUS). Mereka mempertanyakan alokasi dana Particupating Interes (PI) Rp. 8,3 miliar yang dikelola oleh PT WUS.
Koordinator aksi, Edi menduga, tidak transparannya uang Rp. 8,3 miliar tersebut karena ada pihak yang menggelapkan.
“Kami adalah bagian dari masyarakat yang akan bertanya kemana uang rakyat 8,3 M yang digelontrokan oleh PT WUS sebagai BUMD yang mengelola migas. Kami mohon Direktur PT WUS untuk keluar, menjelaskan dana alokasi itu,” teriak Bambang, salah satu orator aksi.
Edi menambahkan, selama ini PT WUS tidak terbuka soal anggaran tersebut. Menurut dia, jika anggaran tersebut masuk ke kas daerah, semestinya diketahui oleh DPRD Sumenep. “Tetapi realitasnya, DPRD hingga sekarang tidak tahu dengan anggaran tersebut. Kemana arahnya? Apakah ini merupakan anggaran bancaan terhadap Pemkab? Karena tidak ada kejelasan dari pihak PT WUS,” jelasnya.
Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster yang berisi kecaman kepada PT WUS. Di antaranya, “Kembalikan Uang Rakyat 8,3 M, Jangan Dimakan Badut”, “Jangan Enak-Enak Kendut Makan Uang Rakya”, “Kemana Uang Rakyat 8,3 Miliar”. Selain itu, sebagian pengunjuk rasa melantunkan shalawat bersama agar mereka yang memakan uang rakyat dapat balasan dari Tuhan.
Dalam aksi tersebut, terlihat puluhan abang becak memadati depan Kantor PT WUS dengan becaknya yang dihiasi poster yang berisi kecaman.
Moh Sugiyanto, salah satu abang becak menyatakan, dirinya ikut aksi unjuk rasa untuk minta kejelasan, karena uang rakyat diambil oleh pejabat.
Direktur PT WUS Sumekar Goup M Sitrul Arsyih ketika ditanya permintaan para pendemo soal anggaran Rp. 8,3 miliar tidak banyak komentar. “Saya sudah bilang kepada para pendemo untuk masuk agar saya kasih penjelasan. Tetapi mereka tidak mau masuk,” ucapnya.
Ketika wartawan mendesak menanyakan dana tersebut, ia mengelak. “Saya akan jelaskan semuanya, bahkan di Polres prosesnya sudah berjalan. Iya kan, kalian pasti sudah tahu semuanya,” katanya sembari menghindar dari kerumunan wartawan.
Aksi tersebut sempat terjadi ketengangan antara Edy, koordinator aksi dengan Sitrul, PT WUS. Hal itu terjadi saat Sitrul memanggil Edy sebagai perwakilan peserta aksi diajak ke dalam kantor. Tidak diketahui secara pasti pembicaraan keduanya di dalam ruangan, Edy saat keluar langsung marah-marah. (sym/think/mk)