BANGKALAN – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan, Drs. Effendi Wijoto melalui Kasi Bidang Budidaya dan Pembenihan, Moh Sholeh mengatakan pengelolaan budidaya perikanan tambahk di Bangkalan masih berpola sederhana dan tradisional, sehingga secara umum masih belum berkembang dengan baik dan tidak memberikan keuntungan yang maksimal.
Padahal seharusnya, jika dikelola secara lebih modern, usaha perikanan banyak memberikan pendapatan bagi masyarakat, meski awalnya sering dipandang sebelah mata.
Sebagai salah satu pendukung kebutuhan pangan dan kehidupan yang bergizi, ikan memberikan asupan gizi yang cukup sehingga banyak orang kini mengonsumsinya. Apalagi dalam pembudidayaannya telah banyak mengalami kemajuan sehingga untuk mengembangkan usaha ini banyak menarik minat dan perhatian dari berbagai pihak.
“Untuk budidaya sendiri belum ada penambahan teknologi alat. Jika sudah modern, budidaya tersebut dinamakan tambak intensif,” kata Sholeh
Meski demikian, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan melakukan industrialisasi dan revitalisasi perikanan budidaya, dengan memberikan pembinaan dan bantuan secara teknik dalam pelaksanaan budidaya perikanan tambak. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tambak yang ada di Kabupaten Bangkalan.
Saat ini, terdapat enam kecamatan yang menjadi target revitalisasi, yaitu Kecamatan Bangkalan, Kamal, Blega, Arosbaya, Klampis, dan Tanjung Bumi.
“Proses revitalisasi tambak ini dilakukan dengan pembinaan secara merata terhadap masyarakat yang berwirausaha di bidang perikanan tambak. Salah satunya dengan mengembangkan metode plastik dalam pemberdayaan benih udang,” ungkap Sholeh.
Sholeh juga menambahkan bahwa tak jarang petambak (wirausahwan budidaya ikan) tak mengerti cara penyebaran benih udang dengan teknik yang benar. Petambak langsung menabur begitu saja benur udang yang ada dalam kantong plastic. Menurutnya, cara yang demikian tidaklah benar.
“Benur udang sensitif. Seharusnya benur yang ada dalam kantong diaklamasi terlebih dahulu dan diletakkan di dalam air. Sehingga air dalam kantong plastik dan air di tambak dapat menyesuaikan diri,” ucapnya.
Pihaknya berharap, teknik tersebut dapat diadaptasi oleh sejumlah petambak udang di wilayah Kabupaten Bangkalan sehingga dapat melipatgandakan pendapatan dengan mengolah limbah perikanan menjadi sejumlah produk turunan yang bernilai tambah. Dengan upaya tersebut, dapat memungkinkan petambak meningkatkan diversifikasi produk dan sistem produksi sehingga menciptakan pasar baru bagi produk-produk yang dihasilkan. (dhe/rah)