BANGKALAN — Bursa saham dan melemahnya mata uang dolar memicu kenaikan harga emas di pasaran. Kenaikan harga emas terjadi juga toko-toko emas di Bangkalan, seperti Pertokoan Pecinan di Jalan Jendral Sudirman, Toko Wijaya, Toko Surya Mas, Gunung Merpati, dan toko emas lainnya. Akibat kenaikan harga emas ini, sejumlah toko emas tersebut sepi, karena jarang pembeli.
Harga emas 70 karat mencapai Rp 420.000 per gram. Emas Malaysia mencapai harga Rp 530.000 per gram. Emas 24 karat mencapai harga Rp 550.000 per gram, dan emas Arab mencapai Rp 530.000 per gram.
Anton, pemilik salah satu toko emas di daerah Pecinan tersebut mengaku jika sudah harga emas naik, omzet penjualan menurun. Masyarakat lebih menunggu turunnya harga emas untuk membeli emas. “Biasanya orang menunggu harga emas turun, baru banyak yang beli,” ujar Anton.
Akan tetapi, iklim penjualan emas di Madura berbeda dengan penjualan di Jawa atau daerah lain. Di Madura emas adala prestisius. Meski mahal atau pun murah tetap saja saja terdapat beberapa orang yang membeli perhiasan tersebut sebagai koleksi, kendati pun pembeli emas kini agak sepi.
“Meski pun mahal, tapi tetap saja ada yang membeli meskipun tidak banyak. Apalagi kalau sudah lebaran. Meskipun harga emas mahal, sepertinya hampir semua orang di Bangkalan ini berebutan membeli emas untuk dipakai saat lebaran,” terang Anton.
Berbeda dengan salah satu toko perhiasan yang terletak di depan gerai buah. Turun naiknya harga emas tidak berpengaruh pada jumlah pembeli di toko tersebut. Sebab, toko ini tidak menjual perhiasan yang terbuat dari emas, melainkan terbuat dari silver. Harganya pun jauh lebih murah, yaitu Rp 30.000 per gramnya. Dengan harga semurah itu, tidak sedikit para wanita, terutama remaja menyerbu toko perhiasan dari silver tersebut. Bagi mereka, perhiasan silver tidak jauh bagusnya dari perhiasan emas.
“Bentuknya bagus-bagus. Warnanya pun ada yang menyerupai emas. Jadi kalau dari jauh kan tidak kelihatan,” ucap Ina, salah seorang pembeli. (dhe/rah)