SUMENEP – Kerugian hilangnya pagan milik nelayan Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sedikitnya terdapat 200 pagan yang hilang sejak empat hari lalu yang dipasang oleh pemiliknya di perairan Pulau/Desa Cabbiya, Kecamatan Talangu.
Abdurrahman, salah satu pemilik pagan, menceritakan, pagan hilang sejak cuaca ekstrem melanda perairan Sumenep. Sejak pagannya hilang, semua nelayan kebingungan karena pagan merupakan salah satu sumber penghasilan para nelayan.
Pemilik pagan sudah mencoba mencarinya, namun sampai saat ini belum ada pagan yang ditamukan. Tidak ditemukannya pagan karena diduga telah rusak dan dibawa arus ke tengah laut.
“Kami sempat mencarinya, tapi tidak sampai jauh, karena cuaca laut kan masih ekstrem. Makanya kami tidak berani mencari, Kami memilih diam saja,” paparnya, kemarin (14/1).
Dia merasa kerepotan untuk membuat pagan yang baru, karena biaya pembuatannya mencapai Rp 10 juta untuk membeli bambu.
“Setiap (pembuatan) pagan itu menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta, ada yang lebih dari itu. Makanya, kalau cuaca sedang buruk, kami sangat khawatir, dan ternyata tahun ini apa yang menjadi kekhawatiran kami benar-benar terjadi, yaitu pagan hilang,” keluhnya.
Ia mengaku, penghasilan dari pagannya sebelum hilang, setiap hari bisa mencapai Rp 100 ribu bahkan lebih.
“Biasanya, penghasilan para pemilik pagan itu mencapai Rp 100 ribu lebih per harinya. Kalau sekarang kami hanya mendapatkan kerugian,” urainya.
Meminta bantuan pemerintah, dirinya dan pemilik pagan yang lain berencana akan mengirim surat kepada Bupati Sumenep, KH. A Busro Karim, melalui Camat Kalianget, minggu depan. “Kami rencananya akan melaporkan kejadian ini ke Bupati melalui Camat Kalianget,” tambahnya.
Para nelayan berharap, cuaca buruk yang melanda perairan Sumenep bisa secepatnya membaik. Jika cuaca ekstrem terus terjadi, keluarga para nelayan terancam akan kekurangan bekal hidup.
Cuaca Ekstrem
Staf Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cabang Kalianget, Kabupaten Sumenep, Endriono, memprediksi, cuaca akan berangsur membaik pada 10 sampai 12 Februari mendatang. “Bisa saja berubah. Makanya, kami, BMKG Kalianget pantau terus,” kata Endriono, Minggu (13/1).
Kecepatan angin saat ini mencapai 10-40 kilometer per/jam. Tinggi gelombang di perairan Masalembu dan Kangean antara 1 sampai 3,5 meter.
Ia menghimbau nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan. “Dalam dua hingga tiga hari kedepan, menurut pantauan, cuaca sangat ekstrem, makanya harus waspada,” himbaunya Minggu (13/1). (rif/fay/mk)