SUMENEP – Beberapa hari terakhir para nelayan tidak bisa melaut karena cuaca sedang ekstrem. Namun, masih ada sebagian nelayan yang nekat. Akibatnya, Mashuri, 25, nelayan yang nekat tetap melaut ditemukan sudah tak bernyawa.
Warga Desa Jadung, Kecamatan Dungkek, Sumenep, ditemukan telah meninggal dunia karena tergulung ombak saat melaut di perairan Giliraja, Kecamatan Giligenting.
Mashuri melaut bersama tiga teman lainnya. Ketika empat nelayan itu ada di tengah perairan Giliraja, perahu dihantam ombak besar hingga terbalik. Tapi tiga teman Mashuri bisa menyelamatkan diri. Mashuri tidak bisa menyelamatkan diri karena diduga tidak bisa berenang.
Moh. Hasyim, warga Pulau Giliraja menjelaskan, saat dirinya dan para nelayan lain mendengar ada nelayan yang tersapu ombak, langsung melakukan pencarian. Setelah empat jam melakukan penyisiran di perairan Giliraja, Mashuri ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sekitar lokasi terbaliknya perahu miliknya.
“Mashuri ditemukan tenggelam di perairan Giliraja dalam kondisi tidak bernyawa. Sedangkan tiga orang temannya selamat, dan langsung dibawa ke rumah warga untuk ditolong dengan alat seadanya,” kata Hasyim, Rabu (09/01).
Saat jenazah Mashuri ditemukan, warga langsung membawanya untuk diserahkan kepada keluarga di Desa Jadung, Kecamatan Dungkek dengan menggunakan perahu nelayan melalui Pelabuhan Tanjung, Saronggi.
“Setelah janazah korban ditemukan langsung dibawa menggunakan perahu nelayan setempat untuk diserahkan ke keluarganya di desa Jadung, Dungkek,” ujarnya.
Sebelumnya, diperairan Masalembu terjadi kecelakaan perahu (27 Desember 2012) hingga menelan korban 10 jiwa yang hingga kini belum ditemukan. Sedangkan dua ABK lainnya ditemukan selamat meski harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Masalembu (Koran Madura, 08/01).
Sejak beberapa hari terahir ini, diperairan Sumenep cuaca ekstrem. Kapal DBS I terisolasi di Pelabuhan Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Sumenep hingga sekarang (Koran Madura, 09/01).
Semua jalur pelayaran di Sumenep tidak bisa menjalankan aktivitas pelayaran. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Maritim Surabaya, cuaca ekstrem akan terjadi hingga 12 Januari 2013 mendatang. (rif/mk)