SUMENEP – Cuaca ekstrem sejak empat hari terakhir yang melanda wilayah pantai utara Sumenep, mengakibatkan para nelayan di Kecamatan Pasongsongan, Sumenep, tidak melaut. Mereka khawatir terseret ombak.
Pantauan Koran Madura.com, Senin (07/01), ratusan perahu nelayan ditambatkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Nasional Kecamatan Pasongsongan. Pemilik perahu secara bergantian berjaga di pinggir pantai untuk memantau perahu agar tidak terseret ombak.
“Kami hanya bisa berjaga-jaga perahu kami secara bergantian. Kalau tidak dijaga takut terbawa arus air yang kencang,” kata Fauzi, saat menjaga perahunya.
Tempat pelelangan ikan pun jadi sepi akibat para nelayan tidak melaut. Saat ini hanya tanpak aktivitas nelayan yang memperbaiki jaring tangkapan ikan yang sudah rusak.
“Biasanya disini ramai karena semua perahu menurunkan hasil tangkapannya. Tapi, karena tidak ada nelayan yang berani melaut, ya tempat ini hanya dijadikan tempat memperbaiki alat-alat tangkap ikan saja,” ujar nelayan lain yang sedang memperbaiki jaring.
Para nelayan khawatir kesulitan biaya untuk menafkahi keluarga jika cuaca ekstrem berkepanjangan. Ahmad Fausi mengaku tak punya pekerjaan lain selain melaut.
“Kalau cuaca ini terjadi berkepanjangan, kami hawatir juga, Mas. Mencari ikan di laut satu-satunya pekerjaan warga disini (Pasongsongan),” ungkap nelayan yang lain, Jauhari.
Ia bercerita, sejak akhir-akhir ini cuaca buruk terjadi secara tidak beraturan. Cuaca ekstrem hampit terjadi tiap bulan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya terjadi pada sekitar bulan Agustus.
“Dalam dua tahun ini memang sering terjadi cuaca buruk akibat ombak tinggi. Padahal biasanya cuaca buruk itu hanya terjadi di bulan-bulan tertentu saja, seperti di bulan Agustus. Tapi sekarang, sudah tidak beraturan lagi, kami juga bingung,” keluhnya.
Para nelayan tidak tahu cuaca ekstrem akan terjadi sampai kapan. Menurut Fausi, meski dipinggir pantai angin tidak cukup kencang, tapi setelah di tengah perairan laut cuaca sangat buruk, sehingga dirinya dan nelayan yang lain harus kembali dengan tanpa membawa tangkapan ikan. (rif/mk)