PAMEKASAN- Air yang menggenangi halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ambat II, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura sejak sepekan terakhir dipastikan akan mengganggu aktifitas di sekolah tersebut.
Hingga minggu (27/1), genangan masih tinggi dan menutup akses masuk bagi para siswa dan guru ke halaman sekolah. Jika kembali turun hujan, diperkirakan genangan itu akan makin tinggi dan makin lama untuk surut.
Selain itu, di hampir setiap ruang kelas, selain terasa pengap dan bau lantainya dipenuhi cacing tanah yang dipastikan akan mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Fathorrahman, salah seorang guru di sekolah itu mengatakan kegiatan yang sudah pasti akan terganggu adalah upacara bendera yang digelar setiap hari senin. Apel itu dipastikan tidak bisa dilaksanakan, karena kondisi halaman sekolah yang masih tergenang dan becek.
“Yang pasti ditiadakan adalah upacara bendera. Karena tidak mungkin dengan kondisi halaman tergenang seperti itu kegiatan tersebut dipaksakan,” katanya.
Fathor menjelaskan, genangan air itu sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Air yang menggenangi halaman sekolah itu merupakan air luapan dari sawah yang berada di belakang sekolah, sementara saluran drainase tidak berfungsi.
Kondisi itu terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, saluran drainase masih berfungsi normal. Sehingga, meski terjadi hujan deras, luapan air dari areal pesawahan tidak sampai menggenangi halaman sekolah.
Pihak sekolah, kata dia, sudah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan setempat. Bahkan, beberapa waktu lalu, Bupati Pamekasan, Kholilurrahman sempat meninjau sekolah itu dan menyatakan akan segera membantu mengatasi.
Yang paling dikawatirkan, kata dia, adalah imbas genangan pada kesehatan siswa. Sebab, tidak menutup kemungkinan kondisi itu akan menjadi penyebab munculnya penyakit seperti muntaber dan demam berdarah.
“Jika tidak segera ditangani, bisa jadi masalah ini akan menjadi pemicu munculnya muntaber dan demam berdarah, karena akan menjadi sarang berkembangnya lalat dan nyamuk,” katanya.
Sementara itu, banjir yang kerapkali terjadi di pertigaan Slempek, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Pamekasan, memberi keuntungan sendiri bagi sebagian warga setempat. Sejumlah warga memanfaatkan kondisi itu untuk mencari tambahan penghasilan dengan membantu kendaraan yang macet akibat genangan air.
Ahmad Jailani, salah satu pemuda mengatakan, aktivitas itu kerap dilakukan saat terjadi banjir. Dari pekerjaan tambahan itu, dirinya dan sejumlah pemuda lain mendapatkan penghasilan antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 20 ribu. Bahkan jika genangan air berlangsung cukup lama, penghasilan mereka bisa mencapai Rp. 50 ribu.
“Sekedar mencari tambahan penghasilan. Dan alhamdulillah, hasilnya lumayan,” katanya. (teef)