JAKARTA – Mengamankan wilayah perbatasan Indonesia merupakan keharusan. Mengingat urgensi persoalan perbatasan wilayah ini membuat Ketua DPR RI Marzuki Alie angkat bicara. Marzuki meminta pemerintah RI serius mengurus persoalan perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Karena masalah perbatasan bukan main-main!
Mengatasi masalah perbatasan wilayah merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. Agar tidak ada satu pun negara asing berani mengusik dan mempermainkan tanah air, termasuk Malaysia. Menjadi harapan ke depan Malaysia dan Indonesia dapat bekerja sama dan bermitra secara lebih baik. “Kami optimis serangkaian sidang General Border Committee Malaysia–Indonesia (GBC-MALINDO), dapat menemui titik kemajuan dalam penyelesaian perbatasan,” ujar Marzuki dalam Pidato Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2012-2013, Senin (7/1).
Marzuki mengatakan, Dewan menaruh harapan terhadap Pemerintah, khususnya Kementerian Pertahanan yang memimpin tim dari Indonesia, mampu menuntaskan masalah ini sebelum berakhirnya masa pemerintahan yang sekarang ini.
Terkait masalah-masalah luar negeri, khususnya di Asia, Dewan mencermati bahwa situasi keamanan sepanjang tahun 2012, belum kondusif. Masih terdapat potensi konflik yang belum terselesaikan. Seperti sengketa Laut China Selatan, rivalitas dan kompetisi politik, benturan kepentingan ekonomi dan energi, dan lain-lain. “Upaya mencegah terjadinya konflik terbuka di Asia merupakan kepentingan bersama, agar setiap negara bisa terus melaksanakan pembangunan nasional dengan baik sesuai harapan rakyatnya. Upaya menjaga perdamaian dan keamanan harus menjadi komitmen semua pihak, termasuk melalui upaya diplomasi parlemen,” jelasnya.
Berkaitan dengan hal ini, kata Marzuki, Pimpinan Dewan berharap DPR-RI juga dapat meningkatkan kiprah diplomasinya di tahun 2013, baik melalui jalur Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR-RI dengan parlemen negara-negara sahabat, maupun melalui partisipasi di berbagai sidang organisasi antar parlemen internasional dan regional.
Dalam upaya melaksanakan diplomasi parlemen tersebut, pada tahun 2013, DPR RI telah menerima berbagai undangan untuk mengirimkan delegasi ke the 16th General Assembly of Asia-Pacific Parliamentarian’s Conference on Environment And Development (APPCED) di Kathmandu, Nepal, tanggal 14-18 Januari 2013. Diundang juga untuk menghadiri the 8th Conference of PUIC and Other Related Meetings yang dilaksanakan di Karthoum, Sudan, pada tanggal 17-22 Januari 2013, the 21st Annual Meeting of The Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF) di Vladivostok Rusia, pada tanggal 26-31 Januari 2013, dan diundang untuk menghadiri the 5th Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Conference yang akan diselenggarakan di Manila, Filipina, tanggal 30 Januari-2 Februari 2013.
Pengiriman delegasi DPR-RI juga akan dilakukan ke Preparatory Meeting dan ASEAN Leaders Meeting with AIPA Representatives di Brunei Darussalam, pada bulan April 2013. “Dalam kesempatan ini, Pimpinan Dewan meminta para anggota delegasi Parlemen Indonesia untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik, agar mampu berkontribusi dalam setiap kegiatan yang dihadirinya, sehingga upaya diplomasi parlemen yang dilaksanakan dapat berjalan efektif,” ujarnya. (bud/gam/rah)