SUMENEP – Harga bahan bakar minyak (BBM) di kepulauan naik, bahkan disebagian daerah mengalami kelangkaan. Saat ini harga BBM jenis premium dan solar ditingkat pengecer mencapai Rp. 12.500 per liter. Menurut Alimufi warga Desa Paliat, harga normal biasanya Rp 8-9 ribu per liter.
Naiknya harga disebabkan distribusi BBM dari daratan ke kepulauan terlambat karena kendala cuaca ekstrem. Selain itu, harga sembako juga naik, dan sebagian kebutuhan pokok sudah kehabisan stok.
“Naiknya harga BBM dan sembako di Sapeken, diperkirakan disebabkan tidak lancarnya pengiriman dari daratan yang diakibatkan cuaca buruk di perairan Sumenep. Meski sudah ada kapal penumpang yang beroperasi, tapi kapal pengangkut BBM dan sembako masih enggan berlayar, khawatir cuaca berubah saat berada di tengah laut,” ujar Dulsiam, warga Sapeken, kemarin (17/1).
Kejadian tersebut menurut Dulsiam adalah peristiwa tahunan saat memasuki musim penghujan, dan sampai saat ini terkesan belum ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengurai persoalan tersebut.
“Untuk suplai kebutuhan sembako dan BBM ke kepulauan itu tidak bisa ditunda-tunda. Agar tidak tertunda, pemerintah bisa membuat kapal yang mampu melewati gelombang yang merupakan terjadi tahunan itu, sehingga kebutuhan masyarakat di kepulauan tidak tertunda pula,” ungkap salah satu anggota DPRD Sumenep itu.
Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep, Saiful Bahri, menjelaskan, tidak lancarnya suplai sembako dan BBM ke kepulauan disebabkan cuaca ekstrem.
“Jadi tidak lancarnya pengiriman sembako dan BBM ke Kepulauan Sumenep, khususnya Sapeken, murni faktor alam yaitu cuaca buruk,” katanya, kemarin (17/1).
Cuaca Baik
Saat ini cuaca di perairan Sumenep mulai berangsur membaik. Sejumlah kapal penyeberangan jarak pendek sudah kembali beroperasi, termasuk penyebrangan ke daerah pulau-pulau kecil.
Pantauan Koran Madura.com, Kamis (17/1) pagi, kapal penyeberangan tujuan Kaliangat-Talango sudah kembali melayani penumpang. Selain itu, kapal berukuran kecil yang terbuat dari kayu juga sudah mulai mengangkut para penumpang dengan tujuan Talango maupun sebaliknya.
“Kami mulai beroperasi mengangkut penumpang, Mas, karena cuaca sudah agak normal, tidak seperti yang kemarin,” ujar Suroyo, pemilik kapal kecil yang hanya mumuat 3 penumpang.
Menurut petugas ADPEL Kalianget Fajar Sidik, selain penyeberangan tujuan Kalianget-Talango, penyeberangan menuju kepulauan lain yang berjarak dekat juga sudah kembali bisa beroperasai, seperti tujuan Gili Genting, Sepudi, Raas dan Gayam.
“Kami terus melakukan pemantauan kondisi cuaca yang selalu berubah setiap hari, dengan selalu meminta informasi ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geografisika (BMKG) Sumenep. Jika cuaca memburuk, maka seluruh rute kapal dihentikan operasinya,” kata Fajar, kemarin (17/1).
Rabu (15/1) kemarin, Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) I telah berlayar dari Pelabuhan Kalianget menuju Pulau Kangean meski ketinggian ombak mencapai tiga meter. (rif/sai/edy/mk)