KEDIRI – Sebanyak 148 pabrik pembuatan tahu berskala kecil dan menengah di Kota Kediri terancam gulung tikar akibat naiknya harga kedelai yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu. Data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri jumlah pabrik pembuatan tahun telah berkurang 1 persen dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah.
Menurut Herman salah seorang pemilik usaha pembuatan Tahu Bah Kacung di jalan Turnojoyo Kelurahan Pakelan Kota Kediri, harga kedelainya masih sangat tinggi. Untuk kedelai impor kualitas baik perkilogramnya mencapai Rp 5.250, padahal sebelumnya Rp 2.250 per kilogram.
“Ini sangat memberatkan industri pembuat tahu,” katanya kepada Koran Madura, Rabu (2/1) kemarin.
Kenaikan harga kedelai ini mulai dirasakan sejak Hari Raya Idul Fitri tahun lalu dan hingga sekarang pemerintah belum mampu menstabilkan harga. Ironisnya, kenaikan harga kedelai itu, dibarengi juga dengan kenaikan harga besek pembungkus tahu. Dengan kondisi seperti itu Herman, terpaksa menaikan harga tahu yang dijualnya ke pelanggan.
” Saya nggak mau mengurangi porsi yang sudah ada, takut pelanggan kecewa. Lebih baik harganya saya naikkan saja, “ ujar Herman.
Ketua Sentra Kelompok usaha pembuat tahu Winarso (39) memperkirakan harga kedelai dalam waktu dekat ini tetap akan tinggi karena minimnya jumlah petani kedelai saat ini. Ia memberi contoh, untuk jumlah petani kedelai di wilayah Nganjuk misalnya kini banyak yang beralih ber cocok tanam ke tanaman jagung.
” Harganya tetap tinggi karena banyak petani beralih cocok tanam ke tanaman jagung,” kata pria yang mengaku memiliki usaha pembuatan tahu stick ini.
Winarso mengeluh,dengan kondisi tingginya harga kedelai,ia terpaksa mengurangi produksi pembuatan tahu stick miliknya.
” Sebelum ada kenaikan, biasanya, kita produksi memakai bahan kedelai sampai 20 kilo mas, kini cuma berani 10 kilo,” ungkapnya.
Karena adanya kenaikan harga kedelai itu, ia terpaksa ikut menaikan harga stik tahu dari sebelumnya Rp 5 ribu per bungkus, kini menjadi Rp 6 ribu. “ Pelanggan saya jadi berkurang dengan kondisi seperti ini,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri Heri siswanto yang dikonfirmasi mengenai menurunnya jumlah pabrik pembuat tahu akibat tingginya harga kedelai, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, walaupun pelaku usaha pembuatan tahu hanya berkurang 1 persen, kondisi tersebut cukup berpengaruh terhadap produksi tahu. ” Bagi kami angka penurunan 1 persen itu, cukup tinggi.Mengingat usaha itu kan dirintis turun temurun dari lingkungan keluarga,” pungkas Heri. (kak/han)