JAKARTA – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mencatat Propinsi Jawa Timur merupakan penghasil beras nasional paling tinggi. Sehingga propinsi ini menjadi salah satu andalan guna menjaga stok beras nasional.
Menurut Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso, stok beras di tanah air memang berasal dari 10 wilayah yang merupakan daerah penghasil beras. Bahkan wilayah ini merupakan wilayah dengan produksi beras tertinggi di tanah air. “Stok beras nasional itu diperoleh dari sekitar 17-19 juta petani dari 10 provinsi. Itu yang terbesar,” katanya di Jakarta, (3/1).Berdasarkan catatan Perum Bulog, sepuluh Provinsi di Indonesia yang merupakan penghasil beras antara lain, Jawa Timur (1,1 juta ton), Jawa Tengah (779 ribu ton), Jawa Barat (540 ribu ton), Sulawesi Selatan (490 ribu ton), NTB (155 ribu ton), DKI Jakarta dan Banten (86 ribu ton), Lampung (69 ribu ton), Sumatra Selatan (68 ribu ton), DIY Yogyakarta (66 ribu ton) dan DI Aceh (46 ribu ton).”Sementara yang terkecil adalah dari provinsi Jambi dengan produksi beras hanya mencapai 2.770 ton,” ungkapnya
Lebih jauh kata Sutarto, Perum Bulog berhasil mempertahankan stok beras 2012 pada level aman yakni sebesar 2,27 juta ton. “Posisi stok beras per 31 Desember 2012 mencapai sekitar 2,27 juta ton. Posisi ini merupakan nilai tertinggi yang berhasil dicapai selama ini,” tambahnya
Dikatakan Sutarto, stok sebanyak itu mampu mencukupi kebutuhan untuk delapan bulan penyaluran rutin, termasuk untuk perdagangan, industri dan jasa. Tingginya stok beras yang ada di Bulog juga berguna untuk stabilitas harga. “Sehingga ada pengaruh harga beras tidak naik. Kalau naik, tentu kami akan melakukan operasi pasar (OP),” ujarnya.
Sutarto menjelaskan, turunnya produksi beras 2011 menyebabkan Bulog harus lebih gencar melakukan OP untuk stabilitas harga. Karena itu, rata-rata OP 2012 lebih banyak dilakukan awal tahun untuk menjaga harga beras tetap stabil. “Kami menilai CBP sebesar 435.601 masih cukup baik, walaupun Pemerintah inginnya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) bisa mencapai satu hingga dua juta ton per tahun,” tuturnya.
Sementara untuk 2013, Bulog menargetkan bisa mempertahankan stok beras di atas dua juta ton dengan rincian penyediaan pengadaan dalam dan luar negeri sebesar 6.410.643 ton serta penyaluran PSO (public service obligation) dan penjualan komersial sebesar 4.171.294 ton. “Dengan demikian sampai akhir 2013, stok akhir Bulog sesuai dengan RKAP 2013 (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) mencapai 2.239.349 ton beras,” imbuhnya
Sementara itu, Bulog Jawa Timur menargetkan pengadaan beras pada tahun ini sebanyak 1.100.000 ton dan sejumlah upaya telah dilakukan untuk merealisasikan target penyerapan beras kepada petani di provinsi tersebut. “Berbagai upaya itu antara lain menerapkan strategi Dorong Tarik, Jaringan Semut, insentif, dan ‘on farm’ dan kami melakukannya dengan menggandeng gapoktan, mitra penggilingan kecil dan pedagang,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Timur, Rusdianto di Surabaya, Kamis.
Terkait prognosa pengadaan beras tahun ini, jelas dia, lebih besar dibandingkan realisasi pengadaan beras tahun 2012 yang mencapai 1.097.493 ton. “Hal tersebut karena kami optimistis faktor bencana alam seperti banjir dan cuaca ekstrem tidak akan berdampak pada hasil panen petani di Jatim,” ujarnya. (cea/abe)