JAKARTA – Hary Tanoesoedibyo (HT) menjadi incaran sejumlah partai politik (parpol) setelah pemilik MNC itu memutuskan mundur dari partai Nasional Demokrat (NasDem). Namun tidak demikian bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Partai moncong putih ini mengisyaratkan takkan membuka pintu secara membabibuta terkait penerimaan kader, karena perekrutan kader di PDI Perjuangan harus melalui mekanisme dan system yang ada. “Partai kami tidak ingin seperti partai lain yang mempersilakan masuk. Partai kami ada sistem atau ideologinya, kalau mau gabung harus ada spirit dan kecocokan,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo di Jakarta, Selasa, (22/1).
PDI Perjuangan kata dia takkan mencampuri urusan internal partai lain, termasuk partai NasDem. Sebab, sebagi parpol, sangat tidak etis mencampuri urusan rumahtangga partai lain. “Biarlah itu menjadi urusan mereka sendiri. Kami sebagai parpol memang tidak etis ikut campur permasalahan internal partai sahabat kami, mudah-mudahan bagi NasDem sendiri, bagi bang Surya Paloh bagi Hary Tanoe ada hikmah dan manfaat dalam upaya mengembangkan demokrasi,” tambahnya.
Menurut mantan Ketua umum KNPI, pihaknya takkan tergesa-gesa menyampaikan menerima Hary Tanoe. “Saya kira tidak (membuka pintu) sebagai parpol yang sama-sama dengan NasDem untuk berkompetisi secara demokratis di pemilu 2014. Kami mengharapkan NasDem untuk cepat berkonsolidasi,” ujarnya.
Dikatakan Tjahjo, soal keluar dari NasDem adalah hak politik Hary Tanoe. Makanya PDI Perjuangan tak pro aktif terhadap berbagai rumors yang mengaitkan rencana HT untuk pindah partai. “Saya kira pilihan, sikap, dan aktivitas politik praktis tergantung pada keinginan yang bersangkutan. Jadi saya kira sebagai partai, kami tidak pro aktif,” ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Tjahjo, adalah keputusan Hary Tanoe jika ingin masuk ke dalam salah satu parpol terutama yang ada di Senayan. “Partai kami tidak ingin seperti partai lain yang silakan masuk. Partai kami ada sistem atau ideologinya, kalau mau gabung harus ada spirit dan kecocokan,” tuturnya.
Lebih jauh Tjahjo mengaku sering berkomunikasi dengan Hary Tanoe. “Sebagai parpol kami tidak ingin terdesak sebagaimana parpol lain yang membuka pintu. Kami tidak ingin tergesa-gesa,” cetusnya.
Menurutnya, Hary Tanoe teman yang baik dan terbuka, namun pilihan politik dikembalikan pada yang bersangkutan. “Kami tidak melihat seseorang menguasai bidang bisnis tertentu, siapa yang masuk parpol kami harus punya komitmen dan prinsip perjuangan sebagaimana prinsip PDIP,” pungkasnya. (cea)