SUMENEP – Mulai bulan depan, Bandar Udara Tronojoyo Sumenep sudah bisa dikomersilkan. Maskapai Lion Air siap beroperasi sejak 1 Februari 2013. Namun, sampai saat ini, Pemkab dan pihak maskapai belum melakukan penandatangananan memorandum of understanding (MoU) karena pembicaraan masih di proses block seat yang mengalami kendala.
Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik, optimis, awal Februari 2013 Bandara Trunojoyo Sumenep sudah bisa dikomersilkan.
“Kami sudah pernah bertemu dengan pihak maskapai penerbangan yang rencananya akan beroperasi awal Februari ini. Tinggal MoU saja yang harus ditindak lanjuti,” kata Wabup kepada wartawan, Kamis (10/01).
Keberanian pengelola maskapai Lion Air menempatkan pesawatnya di ujung timur pulau Madura karena Bandara Tronojoyo dinilai telah memenuhi standart penerbangan. Hasil survei yang dilakukan menyebutkan, fasilitas di bandara tersebut sudah cukup untuk beroperasi sebagai bandara komersial.
“Sebelumnya juga pihak maskapai telah melakukan survei, dan fasilitas bandara kita memang sudah lengkap. Jadi tidak perlu diragukan lagi soal kelengkapan fasilitasnya. Makanya tinggal menindak lanjuti penandatanganan MoU itu,” ujarnya dengan nada optimis.
Pihaknya belum tahu kapan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkab dan pihak maskapai akan dilakukan.
“Saat ini kami masih membicarakan persoalan block seat itu. Setelah itu baru akan ditindak lanjuti dengan MoU. Meski (pihak maskapai) belum membuka berapa block seat yang harus ditanggung Pemkab, tapi kami yakin, maskapai penerbangan yang kali ini dipastikan dalam waktu dekat ini beroperasi,” ungkap Soengkono.
Jenis pesawat Lion Air yang akan digunakan adalah pesawat dengan kapasitas 50 penumpang. Pemilihan pesawat dengan kapasitas 50 penumpang karena dinilai tidak akan terlalu memberatkan block seat yang harus ditanggung Pemkab Sumenep.
“Kalau persoalan panjangnya bandara sudah mencapai 1.160 meter. Jadi memilih pesawat yang berkapasitas 50 penumpang bukan karena kurangnya pacu pesawatnya,” tuturnya menambahkan.
Dia berharap, upaya yang dilakukan Pemkab kali ini benar-benar membuahkan hasil. “Semoga apa yang menjadi maksud bersama bisa tercapai, sesuai dengan harapan bersama. Karena, kami menginginkan adanya bandara ini bisa beroperasi tidak hanya sebagai tempat latihan para pilot, melainkan ada pesawat komersial yang beroperasi di sini (bandara),” harapnya.
Bandara Trunojoyo sejak diresmikan sebagai Bupati Sumenep KH. A. Busyro Karim, M.Si pada 30 Oktober 2010, sampai saat ini hanya dijadikan tempat latihan sekolah pilot. Sekolah penerbangan yang menggunakan bandara tersebut adalah Sekolah Penerbangan Merpati Nusantara Airlines dan Sekolah Penerbangan PT Wing Umar Sadewa (Koran Madura, 09/01). (rif/mk)