SUMENEP – Pendidikan karakter belum membumi di Kabupaten Sumenep. Indikasinya, terlihat dalam minimnya realisasi akhlak dari civitas pendidikan khususnya dari kalangan peserta didik. Misalnya, 32 pelajar MAN Sumenep yang ditemukan berjudi dan berpesta miras. Ini menjadi tanda tidak mengakarnya pendidikan akhlak apalagi kegiatan asusila tersebut diperagakan pelajar dari sekolah berbasis agama.
Anggota komisi D DPRD Ahmad Salim mengatakan, jajaran komisi D menyanyangkan terjadinya kasus yang menimpa MAN tersebut. Dia menganggap hal tersebut hanya salah satu tanda tiadanya realisasi pendidikan berbasis karakter. Di luar itu, dia yakin banyak serupa bahkan lebih buruk dari yang telah terjadi di MAN. Salim menguraikan cara membentuk karakter anak, salah satunya dari usia 0-6 bulan, usia pertumbuhan 6-12 anak sudah mulai paham persoalan dan usia 12-20 anak sudah dewasa.
Menurutnya, setiap pihak bertanggungjawab atas minimnya realisasi pendidikan karakter. Itu sebabnya dia mengajak siapa saja yang terkait dengan pendidikan agar ikut membenahi penyelenggaraan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). “Semua tahu realisasi dari pendidikan saat ini memprihatinkan,” dia menjelaskan. (fay/abe)