JAKARTA – Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo meraih gelar doktor ilmu komunikasi dari Universitas Padjajaran, Bandung dengan yudisium cumlaude. Pram meraih doktor setelah mempertahankan disertasinya, Komunikasi politik dan pemaknaan anggota legislatif terhadap konstituen (Studi interpretif Pemilu 2009). Secara khusus, politisi PDI Perjuangan ini, mendedikasikan gelar doktor tersebut kepada dua sosok perempuan yang sangat menjadi energi dan spirit dalam hidupnya hingga bisa meraih gelar doktor. Dua perempuan itu adalah ibu kandungnya,Sumarni,77, dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. ”Apresiasi secara khusus untuk Presiden kelima (sempat berhenti sejenak karena menahan air mata) yang selalu saya panggil Mbak Mega serta Ketua MPR Mas Taufiq (Kiemas) yang selama ini menjadi inspirasi dan guru politik praktis dan selalu saya bertanya,” ujar Pramono yang sempat menitikkan air mata saat mengetahui dirinya berhasil meriah gelar doktor.
“Beliaulah yang membuat saya terus semangat. Orang tua (kembali terhenti karena menahan suara terisak),almarhum bapak,dan ibu saya Ibu Sumarni yang datangkan sumber energi,” ungkap Pramono. Mega yang hadir dalam pengukuhan sidang terbuka hasil penelitian disertasi Pramono menyampaikan rasa bangganya atas prestasi akademik salah satu kader terbaiknya. ”Saya sangat bangga,apa yang diberikan Pram (Pramono Anung) dalam penelitiannya sangat berbobot dan itu adalah empirik yang terjadi dalam proses komunikasi politik,terutama dalam pemilu di Indonesia,” ungkapnya.
Ibunda Pramono,Sumarni, di usianya yang sudah memasuki 77 tahun masih tetap semangat melihat anak kebanggaannya meraih gelar doktor yang saat ini menjadi satu-satunya gelar bagi tujuh anaknya.Dia menceritakan, Pramono adalah anak yang selalu meminta nasihat ketika hendak mengambil keputusan.
Pramono berhasil menjawab semua pertanyaan dari tim penguji yang dipimpin Rektor Unpad Ganjar Kurnia. Pramono mengaku bahwa dalam proses penyelesaian disertasinya,dirinya menggunakan 21 informan untuk diteliti.Para informan itu seluruhnya merupakan anggota DPR periode 2009–2014.
Salah satu hasil penelitian dalam disertasinya cukup mengejutkan terkait motivasi politisi untuk menjadi anggota legislatif. ”Ternyata diketahui bahwa motivasi anggota legislatif berkiprah di Senayan (DPR) adalah untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. Selain itu ada juga yang karena motivasi kekuasaan. Maka,tidak dapat dimungkiri jika di DPR terjadi praktik korupsi yang kini sudah cukup memprihatinkan,”ungkapnya.
Atas fenomena itulah,ujar politikus PDI Perjuangan ini,dalam disertasinya ditawarkan sistem pemilu proporsional gabungan.Dengan sistem pemilu seperti itu,aktivis partai yang memiliki kemampuan baik akan memiliki peluang besar untuk duduk di parlemen meski tidak memiliki kemampuan ekonomi yang kuat. ”Nantinya,dari jumlah kursi yang tersedia di parlemen, 50% dipilih langsung oleh partai dan sisanya oleh masyarakat,”katanya.
Lebih Lanjut Pramono menjelaskan bahwa selama menjalani kuliah dirinya tidak pernah absen serta selalu hadir. “Dan justru sering mendapatkan tugas tambahan karena dosen, karena ingin menguji kesungguhan saya dalam belajar,” jelasnya.
Berdasarkan resume penelitiannya, Pramono menjelaskan bahwa disertasinya mendeskripsikan dan menganalisis tentang bagaimana latar belakang, konsep diri, dan motivasi anggota Legislatif. Selain itu, bagaimana anggota Legislatif memaknai konstituennya; bagaimana komunikasi politik Anggota Legislatif dalam kampanye politiknya; dan bagaimana hambatan, peluang, dan keunikan dalam komunikasi politik pemilu 2009.
Dalam penenelitiannya, Pramono menggunakan pendekatan paradigma konstruktivisme, yang bersandar pada teori fenomenologi dan interaksi simbolik. Sejumlah 21 anggota legislatif dipilih secara purposif dan ditetapkan sebagai informan penelitian. “Objek penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan yang terkait dengan latar belakang, konsep diri, motivasi, pemaknaan, strategi komunikasi dan hambatan, peluang serta keunikan komunikasi politik,” kata Pramono Anung. (cea/abe)