PAMEKASAN – Rencana Pemerintah Pamekasan, Madura mengembangkan kampung batik di Desa Banyumas dan Desa Klampar, Kecamatan Proppo, masih sebatas wacana. Realisasi atas rencana tersebut masih belum berwujud program yang jelas.
Sampai saat ini, usaha rumahan batik tulis yang ada di sentra produksi batik masih belum ada perkembangan yang berarti. Para pelaku usaha tersebut masih mengandalkan relasi yang dibangun untuk memasarkan hasil produksi mereka.
Menurut Mujahid, salah soerang pelaku usaha batik, sejauh ini yang dilakukan pemerintah setempat masih sebatas kunjungan ke sejumlah home industri batik atau menggelar pameran yang hanya beberapa kali dalam setahun. Sementara usaha promosi yang lebih intensif belum dirasakan.
“Bahkan untuk seragam batik termasuk yang biasa dikenakan oleh pejabat di lingkungan Pemerintah Pamekasan, bukan batik tulis produksi Pamekasan,” kata Mujahid, Senin (14/1).
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Husnan Ahmadi, mengatakan beberapa waktu lalu Asosiasi Pengusaha Batik sudah mengajukan proposal sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kampung batik tersebut. Hanya saja, realisasinya sampai saat ini juga belum jelas.
Padahal, kata Husnan, DPRD siap mendukung usulan anggaran yang berkaitan dengan rencana tersebut, asal pemerintah menunjukkan keseriusannya melalui rencana program yang jelas.
“Sampai saat ini kami belum melihat ada program yang jelas untuk rencana tersebut. Seharusnya, ada langkah kongkret dari pemerintah di luar pameran yang dilaksanakan hanya beberapa kali dalam seteahu,” kata Husnan.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Perindustribusian Dan Perdagangan Pamekasan, Halifaturrahman, mengatakan pemerintah telah mulai merealisasikan rencana pembentukan kampung batik tersebut. Hanya prosesnya dilakukan secara bertahap.
Menurutnya, yang sudah dilakukan adalah menetapkan Desa Klampar sebagai pusat pengrajin batik, sedang untuk kampung wisata batik akan dilakukan pada tahap berikutnya.
“Kami akan tetap berusaha agar rencana itu tercapai. Hanya prosesnya dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran,” kata Halifaturrahman.
Kedepan, pemerintah akan membangun sebuah gedung batik di Desa Klampar. Gedung itu, selain digunakan sebagai tempat pelatihan batik, juga akan dijadikan sebagai tempat pameran yang menggelar beberapa motif batik tulis asli Pamekasan.
Ketua Kamar Dagang Dan Insdustri (Kadin) Pamekasan, Suhartono, mentatakan siap memberikan dukungan terhadap rencana tersebut.
“Rencana itu sangat layak kami dukung karena diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar,” kata Suhartono. (afa/muj)