SAMPANG – Menumpuknya sampah yang belum dibersihkan oleh petugas kebersihan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH), membuat sejumlah warga mengeluh. Tumpukan sampah ini terlihat di jalan Jaksa Agung Suprapto sampai berserakan di trotoar dan mengenai badan jalan raya.
Sejumlah warga di kawasan jalan Jaksa Agung Suprapto tersebut mengeluhkan kinerja petugas kebersihan dari kantor BLH yang acuh tak acuh menangani persoalan sampah. Warga yang ditarik retribusi setiap bulan tidak mendapatkan pelayanan kebersihan. Kisaran retribusi kebersihan yang harus dikeluarkan warga setiap bulannya sebesar Rp. 2.000. Tetapi, tumpukan sampahnya tidak cepat diatasi.
Salah satu warga setempat, Hj. Rohah (50) mengatakan, setiap bulan mengaku ada petugas yang menarik biaya pembersihan sebesar Rp. 2.000. Akan tetapi, petugas tidak ada yang melakukan kewajibannya sebagai petugas kebersihan. Karenanya, untuk mengatasi bau sampah yang tidak sedap, terkadang warga sendiri yang membersihkan sendiri sampah yang menumpuk dan berserakan itu. “Setiap hari dibersihkan sendiri oleh warga, termasuk saya. Padahal kami sudah membayar retribusi kebersihan, kok malah tidak ada petugas yang membersihkan sampah disini. Untuk apa kita bayar, kalau petugasnya tidak bertanggungjawab. Makan uang apa mereka?” keluhnya pada wartawan koran kita ini, Rabu (09/1).
Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala BLH Sampang, Farisun Waedi melalui Kasi Konservasi dan Rehabilitas SDA Saryono menjelaskan, petugas kebersihan di Kabupaten Sampang memang ada sebanyak 110 orang. Tetapi Petugas yang menangani kebersihan di jalan Jaksa Agung Suprapto masih minim. “Sebenaranya ada petugas kebersihan yang ditugaskan di sana, hanya saja minim. Jadi merasa kewalahan dengan wilayahnya yang luas. Apalagi sampah di sana banyak sekali,” kilahnya.
Banyak sampah kerap muncul di kawasan pintu masuk Kota Sampang. Menurut Saryono, memasuki musim penghujan dan seringnya turun hujan, maka sampah dikawasan tersebut terlalu banyak. Akibat air yang keluar dari saluran selokan beralih ke arah utara, kotoran jadi berhamburan dan menyebabkan kotor. “Sampah yang keluar dari selokan itu yang membuat jalanan umum jadi kotor sehingga masyarakat harus pro aktif juga dalam membersihkan lingkungannya. Jangan terlalu mengandalkan petugas kebersihan,” imbuhnya.
Banyaknya sampah tidak hanya di kawasan jalan Jaksa Agung Suprapto saja, tetapi juga terlihat di sejumlah tempat lain. menurut Saryono, tumpuhkan sampah ini terlihat di mana-mana disebabkan kurang sadarnya masyarakat Sampang akan pentingnya kebersihan. Masyarakat juga harus berperan aktif membantu kebersihan lingkunga di Kota Sampang. Dengan ikut serta masyarakat dalam menjaga kehijauan, maka Kabupaten Sampang yang Bahari tetap terjaga. Tidak hanya itu, peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan, seperti tidak membuang sampah selain di tempat yang telah disediakan,dapat menimalisir biaya operasional untuk petugas kebersihan. Masyarakat semestinya menyadari pentingnya kebersihan. Tetapi realitanya partisipasi masyarakat dalam menangani sampah ini sangat lemah sehingga menimbulkan efek kinerja petugas kebersihan dari BLH sendiri,” punkasnya. (ryn/msa/rah)