SURABAYA – Alokasi anggaran untuk renovasi Pembangunan cagar budaya gedung Balai Pemuda Surabaya, tahap kedua sebesar Rp. 5 Miliar. Alokasi anggaran yang rencanannya untuk tahap finising ini dipertanyakan oleh banyak pihak. Termasuk oleh para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.
Para legislator DPRD Surabaya mempertanyakan, kenapa pengerjaan tahap finising yang menelan anggaran Rp. 5 Miliar, harus mencari kontraktor dari Jakarta. Padahal kontraktor Jakarta hasilnya belum tentu lebih bagus dari kontraktor dari Surabaya.
Hal ini diungkapkan oleh Sudirjo, selaku anggota Komisi C DPRD Surabaya. Menurutnya, ada indikasi jika renovasi tahap 2 ini merupakan ‘proyek pesanan’. Hal ini berasan jika nelihat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang terkesan terlalu ribet dalam proses pengerjaan renovasi cagar budaya Gedung Balai Pemuda Surabaya, padahal waktu yang tersedia cukup panjang. “Kami heran dengan Pemkot, kenapa dalam upaya menyelesaian gedung Balai Pemuda saja ruwet. Padahal uangnya ada, dan waktunya cukup lama tersedia. Tenaga ahli di Surabaya juga cukup banyak. Tapi, kenapa dalam finisingnya malah mencari kontraktor dari Jakarta. Jangan-jangan itu proyek pesanan,” ungkapnya. Kamis (21/2).
Dirinya menegaskan, bahwa kontraktor dari Surabaya saja bisa melakukannya asal perencanaannya jelas. “Yang penting perencanaannya, kalau perencanaannya saja tidak karuan, apalagi pembangunan fisiknya, ya, tambah nggak jelas,” tegasnya.
Sudirjo juga menambahkan, selama ini banyak perencanaan pembangunan kota yang tidak jelas. Banyak proyek yang lelangnya dibatalkan dan tidak segera dikerjakan, akibatnya proses pengerjaan dan finisingnya mundur-mundur terus. “Saya melihat perencanaan progres pembangunan fisik kota banyak yang amburadul, sehingga hasilnya pun tidak bagus,” tambahnya.
Sementara itu, Agus Imam Sonhaji, selaku Kepala Dinas (Kadis) Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, engggan memberikan kepastian ketika disinggung terkait cukup atau tidaknya anggaran sebesar Rp. 5 Miliar, untuk renovasi pembangunan cagar budaya gedung Balai Pemuda Surabaya tahap kedua. “Di APBD sekitar Rp 5 miliar, tidak tahu cukup atau tidak,” elaknya.
Dirinya juga menegaskan, jika dalam proses renovasi gedung Balai Pemuda Surabaya, pihaknya akan mengupayakan seperti bentuk aslinya. Hal itu sesuai dengan peraturan perundangan soal Cagar Budaya. “Diupayakan kembali seperti semula, termasuk bahannya. Bila tidak memungkinkan mendekati. Kalau gak bisa yam au bagaimana lagi?,” pungkasnya. (wan/han)