JAKARTA (Koranmadura) – PT Pertamina (Persero) berharap, Kementerian ESDM memberikan persetujuan kenaikan harga liquid petroleum gas (LPG) dengan bobot 12 kilogram. Rencananya, kenaikan harga yang tidak lebih dari 10 persen tersebut bisa direalisir pada akhir Februari 2013.
Pernyataan ini seperti dikemukakan, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (11/2). “Ini (kenaikan harga LPG) tentunya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Kementerian BUMN dan ESDM. Kami berharap Kuartal I tahun ini, mungkin tidak sampai 10 persen kenaikannya untuk yang 12 kilogram. Tetapi, ESDM belum memberikan tanggapan, meski Pak Dahlan Iskan (Meneg BUMN) sudah menggodok ini,” papar Karen.
Baca Menteri ESDM didemo Mundur
Menurut Karen, kenaikan harga LPG mesti segera dilakukan untuk mengganti kerugian biaya distribusi dan pengisian gas yang dialami sepanjang 2012. “Kenaikan harganya bukan dihitung secara per kilogram, tetapi untuk ukuran tabung 12 kilogram,” kata Karen sembari menegaskan bahwa usulan ini sudah disampaikan ke Kementerian ESDM.
Sebelumnya, Pertamina mengaku telah mengalami kerugian Rp5 triliun dalam kegiatan produksi dan distribusi LPG di 2012. Dengan demikian, lanjut Karen, hal ini yang menjadi alasan kuat bagi perseroan untuk menaikkan harga jual LPG 12 kilogram.
Sementara itu, menurut Karen, pada tahun ini Pertamina menargetkan bisa memproduksi produksi minyak hingga 243.920 barel per hari atau meningkat 24,4 persen dibandingkan realsisasi 2012 yang sebesar 196.060 barel per hari. Dia menambahkan, anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina EP akan memberikan kontribusi produksi minyak paling besar sebanyak 137.200 barel per hari.
Sedangkan, lanjut Karen, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebanyak 76.000 barel per hari, PT Pertamina EP Cepu 10.800 barel per hari dan dari merger serta akuisisi 19.900 barel per hari. “Kami optimistis mencapai target tersebut,” katanya.
Untuk produksi gas, kata Karen, Pertamina menargetkan produksi 2013 bisa mencapai 1.691 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau meningkat dari 2012 yang sebesar 1.539 MMSCFD. Target produksi gas 2013 itu berasal dari Pertamina EP 1.160 MMSCFD dan PHE 531 MMSCFD.
“Secara total, target produksi migas 2013 menembus 500.000 barel setara minyak atau tepatnya 535.820 barel. Sementara produksi migas pada 2012 mencapai 461.640 barel setara minyak,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Karen memaparkan, target laba bersih 2013 sebesar 3,05 miliar dolar AS dengan pendapatan 65,2 miliar dolar. “Laba bersih 2013 lebih tinggi dibandingkan 2012 yang senilai USD2,76 miliar,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, laba bersih 2012 itu dengan catatan masih terdapat kerugian di sisi bisnis BBM subsidi USD120 juta dan LPG nonsubsidi USD541 juta. “Kalau tanpa kerugian tersebut, maka laba bersih 2012 sebenarnya bisa mencapai 3,42 miliar dolar AS,” tuturnya.
Karen mengungkapkan, guna dapat ketahanan energi nasional, sejauh ini Pertamina siap melakukan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan bekerjasama dengan PT PLN (Persero).”Kami akan kerjasama dengan PLN untuk merealisasikan pengembangan geotermal dengan jangka waktu tiga tahun ke depan,” tegasnya.
Selain geotermal, kata dia, Pertamina juga akan melakukan pengembangan energi listrik dari bahan baku sampah dengan membangun power plant di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Jakarta Timur. “Kami sedang mengembangkan ini menganalisa sampah dari Bantar Gebang,” imbuhnya. (bud)