PAMEKASAN – Aliansi Mahasiswa Pejuang Rakyat (Ampera) Pamekasan, Jawa Timur, untuk kesekian kalinya kembali menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (5/2/2013) di sebelah timur Area Monumen Arek. Massa yang jumlahnya belasan orang ini, kembali melakukan pembakaran ban.
Dalam aksinya kali ini, mereka meminta Kapolres segera mengusut tuntas pelaku pemukulan terhadap massa Ampera yang aksi Senin (4/2/2013) kemarin, hingga menyebabkan satu orang mengalami luka di bagian kepala.Zainal Abidin dalam orasinya mengatakan, seharusnya Polres Pamekasan tidak melakukan tindakan represif kepada peserta aksi. Massa aksi seharusnya dilundungi dan diayomi, bukan justru dikejar-kejar kemudian dipukuli hingga terluka. Pihaknya menduga bahwa Polres Pamekasan tebang pilih dalam mengamankan jalannya aksi. Pasalnya banyak aksi yang lain, tetapi mereka biasa-biasa saja pengamanannya.
“Kami heran dengan sikap Polres Pamekasan. Kalau massa Ampera yang aksi dikejar-kejar dan dipukuli, bahkan pengeras suara juga ikut-ikutan dirusak. Ini ketidakadilan yang sudah ditunjukkan kepada masyarakat,” terangnya.
Atas tindakan represif aparat kemarin, pihaknya meminta Kapolres Pamekasan mengusut pelaku pemukulan. Kapolres juga diminta untuk bertanggungjawab terhadap kerusakan sound system milik massa pendemo yang disemprot meriam air. “Jika hal itu tidak dipenuhi, kami meminta Kapolres Pamekasan mundur dari jabatannya karena sudah merugikan orang lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman saat dikonfirmasi mengaku, segala tindakan yang dilakukan Polisi saat aksi Senin kemarin sudah sesuai dengan prosedur tetap (Protap). Saat demo kemarin, Polisi sudah bertindak persuasif dan sudah mengingatkan para pendemo untuk tidak mengganggu fasilitas umum. Tetapi mereka memaksa melakukan pembakaran sehingga arus lalu lintas menjadi terganggu.
Terkait kejadian di pertigaan Gurem kemarin, jika ada Polisi yang melakukan tindakan berlebihan, pihaknya minta maaf karena kejadian itu sama sekali tidak diinginkan. “Situasinya memang sangat riskan karena aksi pembakaran dilakukan di dekat mobil tanki milik Pertamina. Jika itu dibiarkan bisa menyebabkan ledakan, sehingga kami langsung ambil tindakan,” ungkapnya.
Para anggota yang mengamankan aksi di Gurem kemarin, semuanya suda diperiksa dan saat ini masih dalam penyelidikan. Namun jika ada masyarakat terluka dan mengalami kerugian, untuk segera dilaporkan kepada Polres Pamekasan. “Kami tetap akan bertanggungjawab seperti halnya korban luka yang katanya mau melapor. Nanti akan kami tindak lanjuti setiap laporan masyarakat,” tandasnya.
source tribun