JAKARTA -Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta akan mengundurkan diri secara resmi, baik sebagai Wakil Ketua DPR maupun keanggotaannya di DPR. Keputusan mundur ini bertujuan agar politisi asal Makasar ini lebih fokus memajukan partai, utamanya memulihkan nama partai yang kini tengah terpuruk. “Anis Matta akan mundur pekan depan. Yang bersangkutan (Anis Matta) juga sudah menyampaikannya kepada publik. Namun, urusan administrasi sedikit tertunda karena pimpinan struktur eksekutif tertinggi itu sedang melakukan roadshow ke beberapa daerah lebih dulu”, ujar Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid, di Jakarta, Selasa (5/2).Dia mengaku, amanah yang diberikan partai kepada Anis Matta sangat berat. Karena itu,pengunduran ini sangat penting agar bisa konsentrasi secara penuh.
Menurut dia, budaya mundur yang ada ditubuh PKS merupakan hal yang bisa sehingga tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi, keputusan pengunduran diri ini mendapat dukungan dari kader PKS. Sekarang kata dia, fraksi akan menindaklanjutinya dengan mengurusi masalah administrasi. “Jabatan publik adalah amanah, maka saat kita tidak bisa mengerjakan amanah tersebut secara optimal, mundur adalah pilihan terbaik. Saya rasa itu bisa menjadi sebuah teladan”, ujar Hidayat
Dia mengaku, telah mengantongi 4 calon kuat untuk menggantikan Anis Matta sebagai Wakil Ketua DPR. Demikian juga dengan pengganti antar waktu (PAW) sebagai wakil rakyat di DPR.
Untuk posisi Wakil Ketua DPR, fraksi telah menyerahkan nama Zulkifliemansyah, Fahri Hamzah, Andi Rahmat dan Sohibul Iman ke DPP PKS. “Itu nama-nama yang kami usulkan ke DPP, kami yakin nama-nama ini punya kredibilitas. Kita tunggu saja siapakah yang akan ditunjuk,” kata Hidayat.
Diakui Hidayat bahwa 4 calon pengganti Anis tersebut telah memenuhi berbagai persyaratan yang diatur oleh PKS. “Tentu mereka harus mempunyai kesesuaian bidang. Apalagi, Anis Matta membidangi keaungan. Karenanya, perlu yang kompeten untuk menggantikan Anis”, jelas Hidayat.
Resmi Mundur
Sementara itu, tersangka kasus dugaan suap impor daging sapi Luthfi Hasan Ishaaq akhirnya secara resmi mengajukan surat pengunduran diri sebagai Anggota DPR kepada Fraksi PKS. Luthfi Hasan Ishaaq meminta dilakukan pergantian antar waktu. Pengunduran diri yang dilakukan Luthfi ini bertujuan untuk memusatkan pikiran dalam menghadapi kasus hukum yang sekarang ini sedang melanda dirinya. “Beliau secara resmi sudah memberikan surat resmi pengunduran kepada pimpinan Fraksi PKS. Beliau berkeinginan untuk lebih konsen dalam menyelesaikan kasus hukum yang sedang menimpa dirinya”, ujar Hidayat
Atas ditangkapnya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), suara PKS hasil dari survey yang dilakukan oleh suatu lembaga survey menunjukkan bahwa PKS hanya mendapatkan perolehan suara 2,7%. Sangat kecil bisa dibilang akibat adanya kasus korupsi yang terjadi ditubuh PKS.
Politikus PKS Nasir Djamil, mengatakan, bahwa perolehan suara sebesar 2,7% bukanlah suara yang menggambarkan kondisi para pemilih PKS sebenarnya dilapangan. Nasir hanya menekankan bahwa perolehan suara tersebut akan menjadi cambuk bagi semua kader PKS untuk memperbaiki diri dan bekerja lebih giat lagi daripada sebelumnya.
“Survey itu sepertinya tidak menggambarkan realitas (suara PKS) yang sebenarnya dilapangan. Kami menghargai saja dan menghormati hasil survey tersebut. Tapi, kami tidak ingin bersedih. Kami akan secara positif memberikan respon terkait hasil survey itu”, ujarnya
Menurutnya, meski hasil survey itu menunjukkan bahwa suara PKS sangat kecil dan mengalami penurunan, namun hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Sebab, hasil survey itu bisa menjadi evaluasi kinerja PKS selama ini. Hasil survey itu akan dijadikan landasan agar PKS bekerja lebih giat dan terus membawa aspirasi rakyat pada masa-masa mendatang.
‘Saya rasa hasil survey itu bukanlah kiamat bagi PKS. Akan kami respon dengan baik survey itu. Tentu ini menjadi cambuk bagi kami agar terus memperbaiki diri dan menyelesaikan segala permasalahan yang selama ini nelum kami selesaikan”, pungkas Nasir. (gam/abd).