SUMENEP – Kesatuan Pemuda dan Mahasiswa Sumenep (KPMS) menggelar unjuk rasa di Kantor Pemerintah Kabupaten setempat, Selasa (12/2). Dalam aksinya mereka menagih janji politik Bupati Sumenep KH. A, Busyro Karim dan Wakil Bupati Soengkono Sidik untuk mengangkat perekonomian rakyat kecil.
As’ari, korlap aksi menilai Bupati belum menepati janjinya saat kampanye 2010 lalu. Menurut As’ari, Bupati kurang peduli kepada masyarakat kecil karena banyak pasar modern di Sumenep yang mengancam keberadaan pasar tradisional dan took-toko kecil milik rakyat. “Banyak persoalan yang melenceng dari janji-janji politiknya,” ungkapnya.
Korlap aksi yang lain Mazhari mengatakan, hancurnya beberapa pasar tradisional dan mangkraknya pembangunan Pasar Anom juga diakibatkan karena kurangnya perhatian serius dari Pemkab.
Maraknya pasar moder dibeberapa kecamatan di Sumenep yang berdampingan dengan pasar tradisional telah menggusur sumber ekonomi rakyat kecil.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Sumenep Abd Kahir mengatakan, pengunjuk rasa tidak mengakses informasi secara utuh. Pihaknya melalui dinas terkait telah mengintruksikan untuk menutup pasar modern yang tidak berizin. “ Kami telah memerintahkan kepada dinas terkait setiap pasar modern yang tidak berizin segera ditutup,” katanya.
Satuan Polisi Pamong Praja Sumenep, Senin (10/2) telah menutup tiga pasar modern yang tidak mengantongi izin. Ketiga pasar tersebut, Indomart dan Alfamart di Desa Marengan Kecamatan Kota Sumenep dan Indomaret di Kecamatan Bluto.
Selain itu, mereka juga meminta KH A. Busyro Karim untuk memberikan klarifikasi terkait dengan beredarnya foto Bupati dengan artis Ayu Azhari di Taman Sare, Sumenep. Namun, massa tidak bertemu dengan Bupati karena sedang ke luar kota.
Menaggapi hal tersebut Kahir memberikan klarifikasi, pada saat Bupati mandi dengan Ayu Azhari di Taman Sare disaksikan oleh banyak orang. “Apalagi tujuan Bupati mandi bareng disitu, tidak lain mengkramatkan dirinya untuk tetap awet muda karena di Taman Sare itu diyakini oleh masyarakat dapat memberikan keremajaan,” jelasnya kepada wartawan.
Bupati Sumenep tidak bisa menemui peserta aksi karena sedang berada di luar kota. “Bupati sedang tidak berada di tempat karena menjenguk orang tuanya yang mendadak kesehatannya menurun semalam dan harus dilarikan ke Rumah Sakit di Surabaya,” ujarnya.
Tidka bisa bertemuanya massa dengan Bupati, Kahir tidak menyalahkan sepenuhnya kepada Bupati. “Seandainya para mahasiswa bisa bersikap baik-baik dan mengajukan surat pemberitahuan terlebih dahulu untuk melakukan hering, pasti dapat mengatur pertemuan mereka dengan Bupati. Diforum itu mereka bisa mengeluarkan uneg-unegnya,” jelasnya.
Aksi tersebut sempat terjadi saling pukul antara demonstran dan polisi yang menjaga jalannya aksi. Anarkistik tersebut berawal dari saat massa memaksa masuk ke halaman Kantor Pemkab. (athink/sai/mk)