Jakarta – Sopir Avanza yang mengemudi melawan arah, Hotlane Tony Mangatas, mengakui mabuk. “Saya habis minum di bar yang ada di Sabang,” Tony menjelaskan ketika ditemui di Pos Satlantas Kepolisian Resor Jakarta Pusat pada Sabtu, 9 Februari 2013.
lalu dia bersama seorang temannya pulang sekitar pukul 01.00 WIB. Tony yang tinggal di Jalan Semangka 3, Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat, berencana lewat depan Masjid Istiqlal.
Dia memacu mobilnya di Jalan Raya Gambir. Tepat di depan Gambir, Tony belok kanan ke Jalan Pejambon, arah Kementerian Luar Negeri. Padahal jalan tersebut satu arah. “Saya tidak sadar harusnya belok di depan (samping Masjid Istiqlal),” katanya.
Benar saja, Tony menabrak sebuah sepeda motor Vega B-3242-TLF yang dikendarai Yusuf tepat di depan Gereja Immanuel. Yusuf mental, Dia hanya mengalami luka ringan di paha dan kepala.
Tak berhenti, Tony malah ngebut. Dia mengakui kaget dan bermaksud lari. Tepat di depan Kementerian Agama, sebuah sepeda motor Satria F-4318-RH yang dikendarai Roni Setiawan melaju dari arah Lapangan Banteng menuju Gambir.
Tony yang dalam keadaan mabuk juga panik ketika tabrak Roni. Korban terpental. Dia tewas di tempat akibat luka di kepala serta rusuk. Ketika itu, Tony baru menghentikan mobilnya.
Melihat kejadian ini, warga yang ada di sekitar lokasi kejadian marah. Mereka langsung mengepung Hotland. Hotland pun diamuk massa. Bahkan mobilnya ikut dibakar. Beruntung, Hotland diselamatkan satpam Hotel Borobudur. Sedangkan temannya kabur.
Kepala Unit Laka Lantas Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Antoni Wijaya, menegaskan, pelaku di bawah pengaruh minuman keras. “Makanya dia belok, kalau orang normal juga tahu itu jalan tidak boleh dilewati,” katanya. Antoni mengatakan, polisi juga akan mencari teman pelaku. “Untuk dijadikan saksi atas insiden ini.”