JAKARTA-Operasi menggulingkan Anas Urbaningrum dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat ternyata tidak berhenti. Di internal ada gerakan sistematik untuk mempreteli kekuatan di jajaran DPP yang selama ini diisi loyalis Ketua Umum.
Yang paling kentara di permukaan adalah desakan Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). KLB dianggap jalan terbaik menyelamatkan Partai Demokrat yang popularitasnya semakin jeblok. Konflik internal ini ibarat menyimpan bara dalam sekam.Keberadaan Anas dianggap memperburuk citra Demokrat. Anjloknya elektabilitas Demokrat berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) karena kuatnya opini publik yang menganggap kader-kader partai tersebut sering terlibat kasus korupsi. Demi menjaga citra partai, mereka meminta Anas mundur.
Geger soal Demokrat ini langsung ditanggapi serius oleh sanga Ketua Dewan Pembina, SBY. Dari Jeddah, Arab Saudi, SBY langsung menggelar keterangan pers. “Saya diminta menyelamatkan partai ini dan saya diminta mengambil alih dalam arti penyelamatan partai ini agar tidak terus merosot dan jatuh dalam pemilu yang akan datang,” katanya.
Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul meyakini Majelis Tinggi Partai Demokrat akan mengusulkan KLB untuk menggantikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Menurut Ruhut, hanya KLB yang bisa menyelamat partai menghadapi Pemilu 2014.
Dalam AD/ART Partai Demokrat, Majelis Tinggi bisa mengusulkan KLB. Hal itu tertuang dalam Pasal 100 Ayat 3. Majelis Tinggi berisi sembilan orang dari jajaran Dewan Pembina dan DPP. Rinciannya adalah ketua (Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono), wakil ketua (Ketua Umum DPP Anas), sekretaris, dan enam anggota.
Ruhut yakin mayoritas Majelis Tinggi akan setuju menggelar KLB. Meskipun penyelenggara KLB tetap DPP, Ruhut juga yakin para pengurus DPP, DPD, dan DPC tetap akan mendengar arahan SBY. “Kalau SBY bilang KLB, ya KLB,” ucap Ruhut di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).
Ruhut menambahkan, Anas selama ini memang rajin konsolidasi ke daerah. Hanya, menurutnya, para kader di daerah pasti memilih menyelamatkan partai ketimbang tetap mendukung Anas. “Partai ini sudah bobrok. Makanya, dia (Anas) harus legowo mundur. Sampai sekarang enggak mau mundur, dia mau sembunyi di partai. Sekarang hanya SBY yang bisa mengangkat kembali partai. SBY pasti punya plan A, plan B, plan C. Kita tunggu saja,” pungkas Ruhut.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Heryanto, tampilnya sejumlah elite Demokrat menggoyang Anas diperkirakan sudah diketahui oleh SBY. Nama seperti Jero Wacik, Syarif Hasan, dan EE Mangindaan adalah orang-orang dewan pembina yang dekat dengan Cikeas. “Kalau tidak ada sinyal atau restu dari SBY tidak mungkin, karena mereka ini orang dekat, lingkaran dewan pembina. Saya yakin ini sepengetahuan SBY,” kata Gun Gun.
Saling Menjatuhkan
Ditempat terpisah, Pengamat politik UGM, Arie Sudjito, makin mendekatnya Pemilu 2014 akan dimanfaatkan untuk saling menjatuhkan citra parpol lain. Semua tokoh memegang ‘kartu truf’ masing-masing dan akan mengeluarkannya pada waktu yang tepat. “Makin banyak kasus hukum karena pada pegang kartu, saling lapor, saling nunggu dan saling lempar,” ujar dia.
Dalam istilah politik, kata Arie lagi, saling melempar bom dan mercon. Segala cara bisa dilakukan untuk membuat calon lawan kalut dan berkurang citranya di depan publik. “Antara mercon dan bom tidak bisa dibedakan, yang penting bisa bikin khawatir. Ada survei kalut, ada KPK nangkap orang kalut,” terang dia.
Dosen Ilmu Politik di FISIP UGM ini memprediksi, situasi politik Tanah Air bakal terus berubah. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pekan lalu yang menempatkan Golkar sebagai partai terfavorit, tak bisa dijadikan patokan untuk Pemilu 2014. “Tiga bulan menjelang Pemilu aja masih bisa berubah. Bisa saja, tiba-tiba ketuanya ada masalah, orang bergeser. Politik di Indonesia itu penuh ketidakpastian,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Arie mengimbau, agar partai politik saat ini fokus untuk pembenahan internal. Jangan sibuk dengan perolehan angka dalam survei dan menyerang partai lain. “Kalau partai mau komitmen, dia harus menunjukkan kepada publik komitmen dan kejujuran. Angka itu akan mengikuti. Jangan sederhanakan politik dengan angka tapi nilai,” jelas dia
Kendati popularitasnya menurun, Pengurus DPP Partai Demokrat Achsanul Qosasih tidak merasa khawatir dengan hasil survei yang menunjukkan semakin merosotnya elektabilitas Demokrat. Menurut Achsanul, elektabilitas tersebut bisa merangkak naik hingga Pemilihan Umum 2014.”Saat ini survei Demokrat paling rendah selama ini, tapi tidak lampu merah. Masih bisa reborn dengan cara semua berkerja. Jadi, saya enggak khawatir,” kata Achsanul.
Achsanul mengatakan, sebaiknya semua kader Demokrat tidak saling menyalahkan atau mengklaim paling benar dalam menyikapi hasil survei tersebut. Semua kader harus mengakui bahwa perbaikan internal belum efektif.
Petinggi Partai
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie, menyarankan Anas Urbaningrum segera mengumpulkan para petinggi partai untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi partai. “Saya minta Mas Anas bersama beberapa orang DPP PD mengundang Dewan Pembina, Majelis Tinggi, dan Dewan Kehormatan Partai Demokrat untuk duduk bersama membicarakan ini. InsyaAllah ada solusinya,” kata Marzuki di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta, Rabu (6/2).
Menurut dia, pertemuan petinggi partai diperlukan untuk membahas konsolidasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi Partai Demokrat.
“Memang sejak pemilu yang lalu elektabilitas PD turun terus, ini yang harus dicari solusinya. Nah solusinya bermacam-macam. Kalau menurut saya, mari bersama-sama untuk mencari jalan keluarnya,” kata Marzuki.(gam/cea)