AKRAB : Ketua DPC PKB Kota Probolinggo, Habib Hadi bersama Ketua PCNU Kota Probolinggo, Drs. Maksum Soebani, MPD, di acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
PROBOLINGGO (koranmadura)- Ketua PCNU Kota Probolinggo, Drs. Maksum Soebani, MPd, menyatakan Nahdlatul Ulama (NU) tidak dapat dipisahkan dari Partai kebangkitan bangsa (PKB). NU yang telah melahirkan PKB.
Ungkapan itu disampaikan, pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW bersama dengan jajaran pengurus DPC, PAC dan Ranting PKB dengan PCNU, Tokoh NU dan Tokoh Masyarakat yang di gelar oleh DPC PKB Kota Probolinggo, kemarin malam, (9/2).
Maksum Soebani, mengingatkan sejarah berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam kontek Nahdlatul Ulama (NU). Ia mengatakan almarhum Gus Dur yang juga Ketua PBNU bersama Kyai mendirikan PKB bersama KH. Ilyas Rukyat, KH. Munasir Ali, KH.Mustofa Bisri, dan KH. Muchit Muzadi.
“Tentunya Bapak Bangsa kita Gus Dur mendirikan PKB ada konteks yang perlu dimengerti oleh semua kader NU dan PKB,”ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Probolinggo ini.
Menurutnya, ada tiga pijakan yang harus dimiliki oleh kader PKB. Yakni pijakan teologi (keagamaan), masalah politik, dan pertimbangan kemaslahatan ummat.”Tiga pijakan itu yang mendasari berdirinya PKB,”kata Maksoem Soebani.
Bahkan, konsolidasi antara PKB dan NU ini akan dicanangkan sebagai gerakan rutin yang harus dilaksanakan oleh semua stake holder PKB baik yang di DPRD Provinsi Jawa Timur maupun di Kota Probolinggo. Targetnya, PKB bisa besar dan jaya, seperti Partai NU pada pemilu 1955 dan PKB pada pemilu 1999.
Sejarah mencatat pada pemilu 1999 PKB memperoleh 13 juta suara nasional atau 12 persen dan menempati urutan ketiga. Pada pemilu 2004 PKB masih tetap bertahan di peringkat tiga dengan perolehan suara 12 juta atau 11 persen walaupun di pemilu 2009 akhirnya turun drastis menjadi 5 persen. Baca “Parpol Bisa Mulai Berkampanye”
“Jadi kader partai harus mengerti tentang kemaslahatan ummat, terutama NU. Tinggal perjuangan saudara nanti,”pintanya.
Janji Utamakan Aspirasi NU
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Probolinggo, Habib Hadi, berjanji akan siap bersinergi dengan NU dalam mengawal ideologi ahlussunnah wal jama’ah, yaitu toleransi, moderasi, seimbang, adil, dan amar ma’ruf nahi munkar. Tidak hanya di kancah politik lokal dan nasional tapi juga internasional.
“PKB akan memperjuangkan sekuat tenaga dan lebih mengutamakan aspirasi politik kebangsaan NU di pemerintahan baik ekskutif maupun legislatif,” tegas anggota Komis B DPRD Propinsi Jawa Timur itu.
Menurutnya, NU telah membawa Indonesia kepada perdamaian bagi keanekaragaman suku, agama dan budaya. PKB tidak dapat dipisahkan dari Nahdlatul Ulama (NU). PKB adalah anak kandung Nahdlatul Ulama.
Namun di umur yg ke 14 tahun pada 23 Juli yang lalu PKB meyakini sudah mulai bangkit kembali untuk merebut dukungan yang dulu hilang, apalagi saat ini hubungan NU dengan PKB seperti anak dan ibu kandung yang tak bisa terpisahkan.
Disindir soal PKB Kota Probolinggo kedepan, ia bersama jajaran pengurus DPC PKB Kota Probolinggo tak henti–hentinya akan terus berbenah dan menyapa masyarakat. Upaya tersebut dilakukannya guna menjaga soliditas pengurus dan konstituen PKB disegenap tingkatakan untuk mengemban misi partai.
“Kita akan terus bertarung dan bertarung dengan waktu, karena masih banyak gagasan dan ide PKB yang hingga detik ini masih belum sepenuhnya dapat dikenal dengan masyarakat banyak. Oleh sebab itu dengan berbagai program acara yang melibatkan rakyat, kita akan sampaikan gagasan konstruktif PKB kepada mereka,”ungkap Habib Hadi.(hud).