JAKARTA (Koranmadura) – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku setuju atas wacana yang bergulir terkait penyelamatan Partai Demokrat, yang kini popularitasnya sedang turun drastis. Upaya penyelamatan perlu dilakukan agar Partai Demokrat semakin mantap mempersiapkan diri dalam menghadapi sengitnya persaingan menjelang Pemilihan Umum 2014 mendatang. “Partai Demokrat memang harus diselamatkan dan harus selamat. Apalagi, ini sudah memasuki tahun politik. Karenanya, kita harus bisa siap dan bergerak bersama-sama”, kata Anas, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (5/2).Anas menghimbau agar seluruh kader Demokrat bersama-sama bergerak untuk mengeluarkan segala bentuk kontribusi dalam upaya penyelamatan Partai Demokrat. Kebersamaan sangat perlu ada karena upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan secara sepihak dan tercerai berai. “Harus semuanya bekerja, mulai dari Dewan Pembina, DPP, DPD, DPC, dan juga calon-calon anggota legislatif. Semuanya harus bekerja dan bersama-sama memikirkan suatu strategi agar Partai Demokrat bisa selamat. Dengan adanya kontribusi seperti itu, maka masing-masing memang punya kontribusi untuk kemajuan demokrasi dan Partai Demokrat”, ujar Anas
Lebih daripada itu, Anas sendiri merasa aneh dengan hasil survey yang dirilis oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Sebab, dari hasil survey suatu lembaga riset terindikasi memang ada sedikit perbedaan bila dibandingkan dengan hasil survey yang dilakukan lembaga riset lainnya. Namun, Anas tidak mau merinci lebih detail perihal kejanggalan yang dirasakannya itu. “Saya sebenarnya agak sedikit aneh dengan hasil survey terahkir ini. Jujur saja, saya ini membandingkan hasil-hasil survvey dari beberapa lembaga riset yang kredibel. Memang saya sendiri merasa ada yang aneh. Dari poin saya sih mari seluruh kader untuk solid, kompak dan bekerja lebih keras untuk menyelamatkan partai”, jelas dia.
Terkait upaya penyelamatan partai, DPD Partai Demokrat Jawa Tengah telah secara resmi meminta kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat untuk turun tangan menyelamatkan partai. Bahkan, DPD Jawa Tengah itu meminta kepada Ketua Dewan Pembina untuk mencari tahu siapa yang menjadi penyebab anjloknya elektabilitas partai. Hal itu dirasa perlu untuk mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang sekarang ini membelit partai “Kemarin kita sudah coba siasati dengan beberapa langkah, tapi ternyata elektabilitas kita masih saja anjlok. Ini kan artinya memang didalam Partai Demokrat memang ada orang-orang yang menyebabkan elektabilitas partai turun. Saya rasa harus dicari jalan keluarnya. Soalnya, kami seakan tersandera dengan ketidakpastian ini”, jelas Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah Sukawi Sutarip.
Sukawi menjelaskan, tersanderanya pengurus didaerah disebabkan pengurus pusat belum memastikan secara tegas bahwa suatu kasus yang terjadi di Partai Demokrat tidak berpengaruh terhadap kinerja dan tingkat popularitas Partai Demokrat dimata khalayak luas. Namun, yang terjadi sekarang justru kebalikannya, dimana survey terkini Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC) merilis hasil suara yang didapatkan Partai Demokrat hanya tinggal 8 persen. “Kalau SBY membiarkan kondisi seperti ini, maka ditakutkan para kader didaerah tidak bisa lagi menjaga elektabilitasnya. Kami sebenarnya pasrah saja kepada Pak SBY. Namun, sepertinya akan tidak adil sekali jika membiarkan Demokrat tenggelam seperti sekarang ini”, jelas Sukawi
Ujian Parpol
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memanfaatkan kondisi tidak menguntungkan yang tengah terjadi di partai lain. Ia menilai, permasalahan seperti kasus korupsi yang menyandera suatu prtai politik memang kecendrungannya dialami oleh partai yang sedang berkuasa. Itu menjadi ujian bagi partai pemenang agar bisa memperbaiki kinerja lebih baik lagi.
“Sudah menjadi fenomena umum apabila partai penguasa disorot banyak pihak atas suatu tindak tanduknya. Apalagi, bila partai penguasa ada kesalahan yang dilakukan, pasti kritik atau hujatan dilontarkan kepada partai bersangkutan”, jelas Prabowo.
Karenanya, lanjut Prabowo, dirinya telah menghimbau kepada para seluruh kader Gerindra untuk tidak terlalu sok suci dan bersih dari korupsi. Sebab, Gerindra sendiri belum merasakan menjadi partai pemerintah dan belum teruji secara langsung akan ujian korupsi. Apalagi, ujian akan dimulai ketika suatu partai mememangkan suatu Pemilu dan bertengger mengurusi kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan. “Saya selalu katakan kepada seluruh Kader Gerindra untuk tidak menganggap diri adalah paling hebat. Kita belum merasakan menjadi partai yang menang dan duduk dipemerintahan. Kalau kita sudah menang dan duduk di pemerintahan, disitu ujian baru kita rasakan”, tandas Prabowo. (abd)