PASURUAN – Hari Kasih Sayang atau Valentine Day yang jatuh setiap 14 Februari tak selalu dinanti kedatangannya. Kemarin (13/2) di kabupaten Pasuruan, ratusan siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di pondok pesantren Areng-areng Kraton, melakukan aksi mengajak masyarakat untuk menolak peringatan hari yang biasa diperingati dengan bagi-bagi bunga dan cokelat ini.
Aksi penolakan itu dilakukan di halaman sekolah. Sekitar pukul 09.00 WIB mereka berorasi sambil membawa berbagai macam poster, misalnya bertuliskan “stop hari valentine sesat, hilangkan zionis valentine, valentine tolak dan tidak ada selamanya”. Para siswa juga melakukan aksi teatrikal dan pembakaran beberapa macam atribut Valentine’s Day. Penolakan tersebut dimaksudkan agar budaya-budaya barat tidak masuk ke kalangan pesantren.
“Selama ini kita menolak ekspresi yang berlebihan di hari valentine day, seperti free sex, mabuk-mabukan dan aksi sesat lainnya,’’ ujar Nailatul siswi kelas 3 bahasa kepada Koran Madura.
Menurutnya peringatan hari kasih sayang itu, bukan asli budaya Indonesia, melainkan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Valentine juga dinilai tak cocok untuk diperingati masyarakat di Tanah Air. “Biaya yang dikeluarkan untuk merayakan valentine semestinya diberikan kepada yang membutuhkan, seperti kaum dluafa, fakir miskin dan anak yatim,”ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Kepala Sekolah MAN bagian Kesiswaan Firmansyah, persoalan yang berhubungan dengan valentine merupakan persoalan yang sangat vital, khususnya bagaimana remaja saat ini yang salah dalam mengartikan hari kasih sayang tersebut. “Valentine’s Day ini disalah artikan sebagai hari kasih sayang antara remaja putra dan putri yang bukan muhrimnya,” pungkasnya. (kap/ara/han)