JAKARTA- PT Sarana Multigriya Finansial Persero (SMF) telah menyalurkan pembiayaan di sektor perumahaan sebesar Rp 3,252 triliun pada 2012 atau tumbuh 166 persen dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp 1,958 triliun. Dengan demikian, secara kumulatif sampai dengan tahun 2012 SMF telah berhasil mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor riil perumahan yakni mencapai Rp 8,510 triliun untuk 232.322 debitur KPR. “Kegiatan kami mengalirkan dana jangka menengah atau panjang dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman. dana untuk memfasilitasi sekuritisasi sebesar Rp 2,955 triliun dan dari total penyaluran pinjaman sebesar Rp 5,555 triliun,” ujar Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto disela-sela laporan kinerja 2012 & target 2013 di Jakarta, Rabu (6/2).Menurut dia, kinerja SMF tahun 2012 dapat dilihat dari sekuritisasi sebesar Rp 1,000 triliun atau naik 142 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 703 miliar dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 2,252 triliun atau naik 180 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,254 triliun. Sehingga total aliran dana tahun 2012 adalah sebesar Rp 3,252 triliun mencapai 166 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,958 triliun. “Dengan tambahan aliran dana tahun 2012 sebesar 3,252 triliun rupiah tersebut, maka secara kumulatif sampai dengan tahun 2012 SMF telah berhasil mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor riil perumahan yakni mencapai Rp 8,510 triliun,” tutur dia.
Sedangkan total aset tahun 2012 kata dia sebesar Rp 6,180 triliun atau naik 128 persen dari tahun sebelunya sebesar Rp 4,818 triliun, total liabilitas sebesar Rp 3,526 triliun atau naik 153 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,310 triliun, total ekuitas sebesar Rp 2,654 triliun atau naik 106 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,508 triliun dan laba bersih sebesar Rp 147 miliar atau naik 184 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 80 miliar. “Dalam penyaluran pinjamannya, SMF menerapkan asas kehati-hatian sehingga diperoleh tingkat resiko kredit yang rendah, yaitu hingga saat ini tidak ada NPL,” tegas Raharjo.
Dia menambahkan, pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan. Selama tahun 2012, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 2,580 triliun melalui penerbitan obligasi PUB I Tahap II sebesar 1,250 triliun rupiah, PUB II Tahap I sebesar Rp 750 miliar dan 1 (satu) kali penerbitan MTN sebesar Rp 580 miliar.
Dengan demikian jelas dia, sampai dengan akhir tahun 2012, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 3,477 triliun, sedangkan posisi (outstanding) penyaluran pinjaman mencapai Rp 4,779 triliun. “Yang selisihnya penggunaan ekuitas, fungsi ekuitas disini adalah sebagai bridging penyaluran pinjaman,” tutur dia.
SMF jelas dia berupaya meningkatkan penyaluran pinjaman pada perbankan syariah dan bank daerah selain perbankan konvensional melalui pendanaan dari pasar modal, dengan sumber dana dari penerbitan obligasi PUB II sebesar total plafon Rp 5 triliun, yang rencananya untuk PUB II Tahap II akan dilaksanakan pada pertengahan semester I/2013. “Kegiatan yang dilakukan SMF tersebut diharapkan secara bertahap mampu menciptakan mekanisme pasar yang dapat menurunkan tingkat suku bunga KPR sehingga memungkinkan kepemilikan rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia,” pungkas dia. (gam)