Surabaya – Entah apa yang dipikirkan Jumiarti wanita (45) Warga Dupak Cumpat, Surabaya ini, sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan diri di plafon rumahnya. Padahal, Jumiarti harus merawat tiga buah hatinya yang masih duduk dibangku sekolah dasar yang terbilang masih membutuhkan perhatiannya.
Istri dari Solikhin yang bekerja sebagai seorang penjahit ini, diduga mengalami stres akibat memikirkan himpitan persoalan ekonomi. Sehingga bunuh diri mejadi solusinya. Sontak, kejadian tersebut membuat warga Dupak Cumpat Gang III Geger dan rumahnya menjadi pusat perhatian warga sekitar.
Menurut keterangan tetangga korban, Warsini, sebelumnya korban tidak terlihat seperti memendam suatu masalah. Pasalnya, korban dan tetangga yang lain sempat menggobrol bersama. Namun, lanjutnya, sekitar pukul 13.00 WIB anak korban Rafli yang berumur sekitar 6 tahun tiba-tiba menangis.
“Saat itu tidak ada apa-apa, biasa saja karena Mbak Jum juga ngobrol-ngobrol bareng tetangga yang lain,” katanya, kemarin (5/3).
Warsini menambahkan, ketika Rafli ditanya, ia hanya menangis dan mengucapkan bahwa ibunya telah tiada. Saat dihampiri para tetangga, lantas ia meminta bantuan warga.”Saya langsung saja meminta bantuan kepada tetangga yang lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polisi Sektor (Polsek) Kenjeran, Ajun Komisaris (pol) Yudho Haryono yang ditemui wartawan dilokasi mengatakan, mendapat laporan dari warga sekitar pukul 13.30 WIB, dan langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) langsung melakukan olah TKP.
” Mendapat laporan, saya bersama tim langsung turun lapangan dan melakukan olah TKP,” katanya.
Sementara disinggung mengenai motif bunuh diri yang dilakukan korban, Yudho menegaskan, saat ini pihaknya belum dapat memasatikan apa motif dibalik kenekatan korban melakukan bunuh diri. “Masih akan kami dalami motif korban, dari pengumpulan bukti-bukti dan keterangan saksi terutama suami korban yang saat itu tidak ada di TKP,” jelasnya. (mag/ara)