BANGKALAN – Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Peduli Kampus UTM (AKP-UTM) kembali menggelar aksi demontrasi untuk kedua kalinya di Gerbang Kampus Universitar Trunojoyo Madura Rabu (29/5) pagi. Mereka menuntut pihak Kampus agar memutus kontrak dengan PT. Marina.
Demontrasi yang diwarnai dengan bakar ban bekas ini sebagai bentuk ketidakpuasan mahasiswa terhadap Rektor UTM yang dinilai lamban bahkan cenderung mengabaikan proses tuntutan pada aksi pertama tanggal 1 Mei lalu.
Pada aksi pertama beberapa hari lalu, mereka menuntut agar PT Marina (Perusahaan Pengamanan Kampus) keluar dari perguruan negeri satu-satunya di Madura ini karena oknum perusahaan tersebut disinyalir terlibat dalam sejumlah aksi pencurian aset kampus.
Dalam orasinya kordinator lapangan Hairus Zaman menuntut perusahaan pengamanan kampus yang selama ini dikelola oleh PT Marina keluar dan diputus kontrakanya dengan pihak UTM karena disinyalir terlibat dalam sejumlah aksi pencurian aset kampus. Bahkan, kuat dugaan oknum pencuri yang terlibat telah bekerja sama dengan pihak keamanan. Sejatinya, adanya jasa pengaman seharusnya bisa menjaga segala keamanan dalam betuk apa pun. Namun, pada kenyataannya justru menjadi pemicu terjadinya pencurian.
“Ini merupakan aksi kedua yang kami galang, karena hingga saat ini tuntutan kami pada aksi pertama sama sekali tidak ada kejelasan. Padahal, Pak Arifin sebagai Rektor UTM berjanji untuk segera memproses. Namun pada kenyataannya tidak ada kejelasan dan cenderung mengabaikan tuntutan para demonstran,” ujarnya melalui pengeras suara di hadapan para civitas akademik UTM yang tertahan di sekitar gerbang kampus.
Mahasiswa asal Sampang ini menegaskan bahwa selama keamanan dipegang oleh PT Marina telah terjadi sejumlah kehilangan seperti Blower AC, Traktor, LCD, dan CPU serta uang di kantor, tidak ada satu pun pelaku yang terungkap. Menurutnya baru kali ini saja diketahui masalah pencurian Skaffolding proyek masjid kampus yang ternyata diduga melibatkan salah satu staff rektorat UTM.
“Kami minta pihak rektor bersikap tegas dan tidak segan-segan untuk segera memutus kontrak PT Marina dan segera memproses secara hukum bagi oknum-oknum yang terlibat. Apabila pihak Rektor ingkar janji untuk kedua kalinya, maka kami tidak akan segak-segan untuk menggalang aksi yang lebih besar lagi,” teriaknya dengan nada mengancam.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UTM Prof. Arifin, yang menemui secara langsung para demonstran sangat mengapresiasi aksi yang dilakukan. Karena mahasisiswa juga peduli terhadap keamanan kampus. Di samping itu ia berjanji akan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa dan akan memanggil pihak PT Marina untuk dimintai keterangan dalam audiensi.
“Kami berjanji minggu depan PT Marina akan didatangkan untuk dimintai keterangan dalam forum audiensi,” ujar Arifin.
Mengenai tindak lanjut sering terjadinya kehilangan dan keterlibatan ajudan rektor, Arifin berjanji akan menindaklanjuti dengan pihak kepolisian dan akan mengevaluasi keberadaan perusahaan jasa pengamanan itu.
Menurutnya jika memang ada klausul dalam kontrak yang dilanggar oleh jasa keamanan maka perusahaan tersebut akan dikenai sanksi yang sesuai. Terkait nama-nama yang diduga terlibat pencurian, Arifin menyerahkan sepenuhnya proses tersebut kepada pihak kepolisian dan meminta segenap civitas akademika UTM untuk menunggu selesainya proses hukum.
Sementara itu, akibat dari aksi yang digalang oleh para aktivis UTM, sejumlah kendaraan roda dua dan empat baik yang akan masuk maupun keluar kampus terhenti sekitar 30 menit, hingga berakibat pada kemacetan sekitar jalan depan kampus Unijoyo. (dn/rah)