JEMBER – Calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Timur, MH Said Abdullah terus mensosialisasikan dan memperkenalkan diri kepada masyarakat guna meraup dukungan di daerah Tapal Kuda. Minggu (26/5) Said yang berpasangan dengan calon gubernur (cagub) Bambang DH ini blusukan ke pasar terbesar di Jember, Pasar Tanjung.
Pria kelahiran Sumenep, Madura ini disambut hangat para pedagang di pasar. Logat bahasa Madura yang digunakan Said membuat perbincangan mereka menjadi cukup erat. Kepada Said, para pedagang menyampaikan keluhannya mulai dari harga barang-barang kebutuhan pokok hingga menjamurnya pasar modern berjaringan yang membuat pedagang kecil kurang mampu bersaing.
“Kami berkomitmen untuk terus membantu pedagang kecil. Pemerintah kan juga berkepentingan untuk mendorong laju perekonomian, namun pemerintah seharusnya lebih mendorong laju pedagang kecil ini, jangan pedagang yang memang sudah besar,” kata Said Abdullah.
Dia juga mendesak agar pemerintah bersedia memberikan proteksi dan keberpihakan kepada pedagang tradisional. Pria yang juga anggota DPR RI Komisi VIII ini juga menyampaikan, pasar tradisional harus tetap eksis dan ada bantuan perbaikan fasilitas agar konsumen tetap nyaman bertransaksi.
Dalam lawatannya ke Jember, Said juga bertandang ke sebuah radio swasta untuk berdialog interaktif dengan warga Jember. Setelah itu, cawagub yang diusung PDIP ini menemui ratusan kader partai berlogo banteng moncong putih di Gedung Olahraga Wanita sekaligus sosialisasi cagub-cawagub.
Di sebuah radio swasta, Said berdialog dengan salah seorang warga, Somad. “Kita berharap pak Said nanti bisa melakukan pemerataan bantuan pendidikan. Kepala sekolah cuma ikut-ikutan saja. Kami juga ingin Gubernur Jatim nanti seperti Jokowi, seperti pak Said,” ujar Somad.
Sedangkan warga yang lain, Bu Kartoyo dari Sumbersari menyampaikan agar nanti ketika Bambang DH-Said jadi pemimpin Jatim, maka soal bantuan kampung-kampung diharapkan bisa merata. Sebab yang ada saat ini batuan hanya untuk keluarga perangkat desa dan kampung saja,” kata Kartoyo.
Dalam dialog itu, Said juga bertemu dengan kawan lamanya yang sempat satu kelas yakni Heru beralamat di Kaliwates. Said dalam kesempatan itu juga menerangkan Program Jempol.
“Saya sampaikan tidak akan banyak program, yang penting kebutuhan dasar tidak tertatih-tatih. Kartu jempol akan jadi kebutuhan dan keperluan masyarakat pada dua hal pokok yakni pendidikan dan kesehatan,” terang Said.
Acuannya kata dia, untuk keluarga yang berpenghasilan maksimal Rp 500 ribu per bulan berhak dan wajib mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan gratis dengan Kartu Jempol. Selain itu, Said juga bakal menggulirkan Program Penanggulangan Desa (Progunades) dengan total Rp 400 juta tiap desa tiap tahun. “Jadi desa tidak perlu berduyun-duyun ke pemprov dan pusat. Ketentuannya Rp 150 juta pemberdayaan perempuan, Rp 250 jt untuk kebutuhan desa yang sesungguhnya.
Dia menambahkan, Kartu Jempol nantinya difasilitasi dengan 1 atap untuk memotong banyaknya jalur birokrasi. “Peserta Kartu Jempol nanti pakai instansi pelayanan khusus bagi masyarakat. Ini juga menyikapi fakta Jampersal yang masih masih dipungut, kemana mengadu ? Maka solusinya harus ada pengawasan yang melekat,” pungkasnya .(ara)