PACITAN – Pemeritah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengajukan penambahan kembali kuota elpiji bersubsidi ukuran tiga (3) kilogram untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar sejenis di daerah tersebut, beberapa pekan terakhir.
“Kami telah mengusulkan pengembalian kuota, setidaknya sama seperti sebelum-sebelumnya. Semoga segera ditanggapi,” kata Kepala Bidang Energi dan Air Tanah Dinas Pertambangan dan Energi (DPE) Pacitan, Priharto, Senin.
Ia memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan sales representative PT Pertamina di Madiun.
Namun permintaan penambahan kuota tampaknya belum bisa segera dipenuhi. Dari catatan di DPE Pacitan diketahui setiap hari jumlah kebutuhan warga di setempat mencapai sekitar 15 rit atau 8.400 tabung.
Tetapi kemudian jumlah tersebut dikurangi oleh pihak Pertamina menjadi hanya tinggal 13 rit saja. “Informasinya memang ada pengurangan kuota dari jumlah kebutuhan,” jelasnya.
Selain ada pembatasan atau pengurangan kuota dari Pertamina, kelangkaan elpiji kapasitas tiga kilogram juga dipegaruhi faktor bencana alam yang beberapa kali mendera daerah tersebut.
Salah seorag penyalur elpiji, Setiawan mengugkapkan kelangkaan elpiji lebih bayak dipengaruhi faktor bencana alam, naiknya permintaan, dan banyaknya hari libur dalam beberapa waktu terakhir. “Menurut saya ini sebenarnya bukan kelangkaan. Tapi permintaan memang naik,” jawabnya.
Salah satu peristiwa bencana alam yang disebut Setiawan cukup berpengaruh terhadap ketersediaan gas elpiji adalah runtuhnya jembatan Caluk di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, beberapa waktu lalu.
Selain mengganggu distribusi, rusaknya sarana penyeberangan tersebut membuat warga di Kecamatan Slahung yang berada di sisi selatan kemudian membeli gas dari wilayah Kabupaten Pacitan.
Dampaknya ketersediaan salah satu peranti dapur itu berkurang untuk wilayah utara. “Permintaannya naik tapi nggak banyak, hanya di kisaran 5-7 persen saja,” ujarnya. (ant/rah)