SUMENEP – Warga Dusun Laok Lorong Desa Tanah Merah Kecamatan Saronggi, mendadak dikejutkan jeritan Saema (55) dan Zainab (35) dari areal lahan galian batu di kawasan desa setempat. Musakki (40) tertimbun galian batu, Senin (27/5), sekitar pukul 1.30 dan baru bisa dievakuasi pada pukul 4.25.
Korban saat dievakuasi warga sudah tidak lagi bernyawa dan separuh kepalanya pecah, tangan kanan hancur dan dari perut ke atas juga remuk.
Kawasan galian batu yang berdekatan dengan perumahan penduduk, warga sekitar langsung menuju ke tempat jeritan perempuan yang statusnya istri dan mertua korban.
Menurut Samo (59), mengatakan, korban dan keluarganya biasanya berangkat ke areal penggalian batu di lahannya pada pagi hari. Karena tidak tahu pada hari itu akan terjadi hujan deras, mereka tetap berangkat beraktivitas seperti biasa. Saat hujan desar, mereka berteduh. “Ketika hujan agak reda, mereka yang sejak tadi berteduh di dalam tenda tempat mesin penggilingan batu, korban masih turun ke dalam lokasi penggalian. Nah, saat itulah batu-batu di atasnya runtuh dan menimpa Muzakki,” ceritanya.
Warga lain, Hartono (38), mengungkapkan, peristiwa runtuhnya batu di kawasan tersebut tidak hanya sekali. Bahkan, korban juga pernah mengalami hal yang sama tapi hanya menyebabkan luka-luka lecet disekujur tubuhnya. “Musakki itu juga pernah tertimbun, Mas, tapi hanya lecet-lecet,” ungkapnya.
Ia sangat menyayangkan peristiwa tersebut, sebab biasanya warga setempat tidak berani melakukan penggalian batu saat terjadi hujan. Apabila hal itu tetap dilakukan, batu-batu yang menjadi lubang galian dan membentuk lorong-lorong gua akan sangat berisiko tinggi. “Tapi, mau gimana lagi, itu mungkin takdirnya,” pungkasnya.
Muzakki berasal dari Desa Meddelan Kecamatan Lenteng. Saat menikah dengan Zainab, pekerjaan sehari-harinya ikut membantu mertuanya menggali batu di lahan miliknya sendiri yang tak jauh dari rumahnya. (athink/mk)