PAMEKASAN – Puluhan hektar tanaman tembakau di Kecamatan Kadur membusuk akibat genangan air. Tanaman tembakau yang sebagian besar memasuki usia tanam tiga minggu itu terancam gagal panen.
Menurut Mohammad Ali, salah satu warga Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, 12 ribu bibit tembakau miliknya yang ditanam beberapa waktu lalu mati membusuk, karena kelebihan air.
Untuk sementara, ia dan sejumlah petani lain yang mengalami hal yang sama belum memiliki rencana untuk menanam ulang, karena belum memiliki modal yang cukup.
Selain itu, ia menyatakan masih menunggu perkembangan cuaca. Sebab, jika kondisi curah hujan masih tinggi dikhawatirkan peristiwa yang sama akan kembali terulang.
Dia jelaskan, biaya yang dikeluarkan untuk menanam tembakau itu sekitar Rp 2 juta. Biaya itu digunakan untuk pengolahan lahan, pemupukan, dan perawatan benih.
Ali mengatakan, dirinya dan sejumlah petani lain memulai proses tanam karena awalnya musim kemarau diperkirakan dimulai pertengahan April.
Sementara itu, perkiraan awal musim tanam tembakau yang diumumkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Pamekasan, beberapa waktu lalu ternyata meleset.
Semula Dishutbun menyampaikan awal musim tanam tembakau diperkirakan akan dimulai pada April sampai pertengahan Mei untuk wilayah tanam tegal, gunung, dan sawah. Dari prediksi awal masa tanam itu, maka awal musim panen tembakau diperkirakan pada awal Agustus mendatang.
Dishutbun juga memperkirakan musim kemarau tahun ini berlangsung normal, berdasar hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Karang Ploso, Malang. Namun, dari kondisi cuaca yang terjadi beberapa hari terakhir, awal musim kemarau diperkirakan mundur dari perkiraan semula. Sebab, curah hujan di wilayah itu masih tinggi, bahkan hampir tiap hari turun hujan.
Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Dishutbun Pamekasan, Triwijaya mengakui prediksi awal musim tanam itu mundur, karena prakiraan cuaca meleset. Kondisi ini tidak hanya di Pamekasan tetapi terjadi secara nasional.
Pihaknya sudah berkoodinasi lagi dengan BMKG, namun jawabannya diperkirakan baru diterima pada Rabu (29/5) nanti. Meski demikian, pihaknya berharap musim ini tetap berpihak kepada petani, karena belum ada indikasi musim hujan berkepanjangan seperti yang terjadi pada 2010 lalu.
“Kejadian ini rata di seluruh Indonesia, meski intensitasnya berbeda. Makanya kami langsung koordinasi dengan BMKG, mudah-mudahan jawabannya segera kami terima,” katanya.
Setelah menerima jawaban dari BMKG, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti kelompok tani, unsur pabrikan, dan instansi terkait. Koordinasi ini perlu dilakukan untuk membahas kondisi tersebut, termasuk akan membicarakan awal buka tutup gudang yang harus menyesuaikan dengan musim panen tembakau.
Ia menambahkan, dari proyeksi areal lahan tembakau seluas 31. 251 hektar, persentase lahan yang sudah ditanami saat ini masih sedikit meski angka pastinya belum diketahui. Sebab, petani yang sudah menanam tembakau masih sebagian di wilayah utara dan wilayah selatan Pamekasan. (uzi/muj/rah)