SURABAYA. Kamis (16/) pasangan Cagub-Cawagub BAMBANG-SAID menggelar deklarasi dan peluncuran tagline Bambang-Said untuk Jatim yang lebih JEMPOL di Taman Bungkul Surabaya.
Cawagub Said Abdullah dalam sambutannya mengatakan dipilihnya tagline Bambang-Said untuk Jatim yang lebih JEMPOL, menunjukkan bahwa PDIP tidak diskriminasi. PDIP tidak condong kepada si mata sipit, kepada si hidung mancung ataupun yang lain. Kombinasi ini adalah kombinasi yang seimbang. Jangan sampai terulang kecurangan pada pilkada tahun lalu, dimana orang yang sudah mati di hidupkan kembali untuk memilih.
“Kita adalah salah satu provinsi kaya di Indonesia, namun kemiskinan di Jatim terdepan di indonesia. Artinya, angka kemiskinan di Jatim masih tinggi. Jika ingin Jatim berubah, harus ganti pemimpinnya,” kata Said.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini optimis bisa memenangkan hati rakyat Jawa Timur. “Sejak awal ditetapkan sebagai pasangan calon yang diusung oleh PDI P, Saya dan Mas Bambang punya optimisme yang sama yakni siap untuk menang. Dan kemenangan tersebut tidak hanya diraih di tempat asal saya, Madura, tapi juga diseluruh Jawa Timur,” ujar Said Abdullah.
Said Abdullah menambahkan bahwa kemenangan yang ingin diraih oleh pasangannya adalah kemenangan yang hakiki, bukan karena kecurangan, rekayasa atau manipulasi. “Kami tidak ingin kecuranganpada Pilgub 2008 yang lalu terulang kembali pada Pilgub 29 Agustus yang akan datang. Saya berharap wasitnya (KPUD.red) harus sportif”.
Disela-sela acara, pasangan yang rencananya mendaftarkan diri ke KPU Provinsi Jatim pada Hari Sabtu (18/5) sekitar pukul 11.00 WIB ini, memberikan kaos bertuliskan ” I Like Jempol” kepada pemilih pemula dan simpatisan partai serta melepaskan puluhan merpati sebagai simbol kesetiaan dan kebaikan.
Sementara itu, kepada wartawan usai peluncuran I like Jempol, Cawagub Said Abdullah mengaku optimis menang dalam pilgub 29 Agustus 2013 mendatang. Karena secara struktural partai PDI P sudah menang. “Total kader PDIP Jatim ada 262.883 orang. Terdiri dari 18 orang DPD Jatim, 570 orang di Dewan Pimpinan Cabang (DPC), 7.205 orang di Pimpinan Anak Cabang (PAC), 76.527 orang di ranting, dan 178.563 orang di kepengurusan anak ranting. Itulah yang membuat kami optimis menang,” kata Said seraya menambahkan bahwa PDIP Jatim akan berjuang untuk kesejahteraan rakyat dan harus mampu membawa perubahan.
Dikatakan pria asal Sumenep ini lagi, BAMBANG-SAID merupakan dua wajah yang cukup merepresentasikan Jawa Timur karena BDH berwajah Jawa sedangkan dia berwajah Madura. “BDH-Said cukup mewakili Jatim karena BDH berwajah Jawa dan saya berwajah Madura. Jawa Timur tanpa Madura rasanya tidak lengkap,” tutur dia seraya meyakini bahwa pasangan ini juga akan menang di Madura.
Saat ditanya wartawan mengenai persoalan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diketahui telah menemukan bukti kecurangan yang dilakukan pasangan Gubernur Jatim Soekarwo dan wakilnya Syaifullah Yusuf (KarSa) dalam Pilgub 2008 lalu, namun ironisnya pasangan KarSa yang terlanjur terpilih tetap menjabat hingga saat ini, Said Abdullah menegaskan, bahwa fungsi pengawasan dalam Pilgub bukan hanya milik pasangan bakal calon yang merupakan lawan incumbent saja. Melainkan juga milik masyarakat dan media sebagai pilar keempat demokrasi.
“Kami perlu ingatkan bahwa yang harus melakukan pengawasan terhadap jalannya pemilihan gubernur bukan hanya para calon yang bertarung, tapi juga masyarakat dan media. Maka marilah kita bersama-sama mengawasi proses pilgub supaya kecurangan-kecurangan yang biasa terjadi dalam pesta demokrasi seperti ini tidak terus menerus terulang,” paparnya.
Selain itu, pria yang juga anggota Badan Anggaran DPR RI ini mengatakan, indikasi kecurangan Pilgub dapat dilihat dari hal kecil, misalnya daftar pemilih. “percaya sama saya, kita bisa lihat pada DP4 yang dimiliki KPU Provinsi Jatim. Banyak terjadi, dalam Pemilihan Kepala Desa (pilkades) jumlah pemilih hanya 1.700 orang tapi jumlah ini meningkat hingga 300 persen mencapai 3 ribu,” tegas dia.
Pendapat serupa dikemukakan Bambang. Sebagai langkah antisipasi dari kecurangan pasangan lawan, BDH yang mengaku bahwa kader PDI P terbiasa tidak diajarkan untuk berbuat curang ini, memiliki langkah jitu yakni melatih dan memperkuat saksi-saksi yang dimiliki di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena dari sinilah berbagai kecurangan biasanya dilakukan dan melakukan pengawasan tidak hanya di TPS. “untuk memenangkan pilgub itu kita harus menguasai TPS. Selain itu kita juga harus melakukan pengawasan tidak hanya di TPS tapi ketika diantar ke PPS dan PPK, maka kita dapat meminimalisir bentuk kecurangan-kecurangan yang terjadi. Oleh sebab itu kita harus siapkan saksi yang teruji kapabilitasnya, dikenal dan mengenal masyarakat serta mau bekerja sejak ditetapkan sebagai saksi. Bukannya bekerja saat pilgub saja,” ujar dia panjang lebar. (neu)