SAMPANG– Tingginya intensitas curah hujan di wilayah utara yang meliputi lima kecamatan membuat dua kelurahan dan lima desa di Kecamatan Kota Sampang kembali digenangi luapan banjir dengan ketinggian mencapai lutut orang dewasa, Selasa (21/5).
Lima Kecamatan di wiliyah utara itu meliputi Ketapang, Sokobanah, Karang Penang, Robatal, dan Kecamatan Kedungdung. Akibatnya, genangan air banjir yang mulai memasuki Jalan Imam Bonjol, Kelururahan Dalpenang Kec/Kota Sampang menggenang sejak pukul 20.00 WIB, Senin (20/5) malam.
Genangan air banjir yang memasuki tahap ke 10 tersebut menggenangi kelurahan Dalpenang. Meliputi, jalan Imam Bonjol, Jalan Suhadak, Jalan Melati, Jalan Panglima Sudirman, serta Jalan Wahid Hasim, dan Seruni. Bahkan, untuk kelurahan Rongtengah yakni dari Jalan Bahagia, Jalan Trunojoyo, Jalan Kamboja, serta di lima desa diantaranya Desa Paseyan, Desa Panggung, Desa Tanggumong, Desa Banyumas, dan Desa Pangelen.
Menurut Supriyadi (25), warga kelurahan Dalpenang, mengatakan, masuknya air banjir yang merendam rumahnya tersebut masih dengan ketinggian rendah. Namun, semakin berlarut hitungan jam genangan air makin tinggi. Sehingga, dirinya terpaksa harus mengamankan beberapa barang miliknya di daerah yang lebih aman. Apa lagi, sejak Selasa (21/5) pagi, ia harus mengantispasi di karenakan ketinggian air sudah mulai membesar.
“Airnya itu mulai masuk sejak (20/5) kemarin pukul 20.00 Wib, Mas, tapi sekarang kayaknya sudah hampir tinggi lagi nih, makanya tadi juga anak sama istri saya mengungsi di rumah saudara yang tidak kena banjir,” ucapnya.
Sebelumnya, lanjut pria dua anak itu, kabar akan terjadinya banjir kiriman dari sungai kemuning tersebut dari beberapa informasi saudaranya yang dilayangkan melalui pesan singkat di ponselnya. Namun, ia sudah memprediksi jika banjir berkali-kali ini tak akan separah dengan kondisi banjir pada tanggal 08 april 2013 lalu.
“Saudara itu sudah SMS sama saya, Mas, kalau akan banjir suruh waspada tapi mau gimana lagi yang namanya banjir, tapi pasti tidak akan parah waktu beberapa waktu yang lalu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Imam Sanusi, mengatakan musim kali ini masih termasuk musim kemarau. Berdasarkan informasi dari Badan Meteologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk Jawa Timur khususnya di Kabupaten Sampang, hingga kini masih memasuki musim kemarau basah. Sehingga, prediksi musim kemarau masih ada curah hujan dari bulan April hingga bulan Oktober mendatang.
“Jadi sekarang ini masih musim kemarau basah sampai nanti Oktober, sehingga intensitas hujan masih tinggi,” ucap kepada Koran Madura.
Lanjut Imam, dalam musibah banjir kali ini dirinya masih fokus terhadap penanganan secara dasar. Yakni untuk melayani memberikan bantuan logistik terhadap para korban banjir. Seperti, pemberian bantuan nasi bungkus. Bahkan, predikisi meski banjir kembali datang ketinggian banjir hanya mencapai lutut orang dewasa.
“Kita masih fokus pemberian nasi bungkus sebanyak 4000 ribu bungkus untuk korban banjir, kalau evakuasi mungkin tidak akan ada karena banjirnya kan tidak begitu parah, terpenting hanya secara dasar saja,” tandasnya. (ryn/mk)