BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah melalui penandatanganan kesepakatan bersama dengan pimpinan Bank Indonesia Jember untuk menekan laju inflasi di kabupaten setempat.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis, mengatakan pihaknya menyambut baik adanya kesepakatan bersama dengan Bank Indonesia (BI) Jember tersebut karena hal itu dapat mengendalikan inflasi.
“Saya optimistis dengan data-data pertumbuhan perbankan yang tinggi akan mendorong pengembangan perekonomian Banyuwangi lebih progresif,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi langkah BI untuk kerja sama membentuk tim pengendali inflasi daerah (TPID) dan pengembangan ekonomi lainnya karena hal itu dapat membawa kemajuan bagi ekonomi Bumi Blambangan ke depan.
Sementara Pemimpin BI Jember, M. Nur Zainuddin mengatakan kestabilan inflasi di daerah menjadi prasyarat berlangsungnya perekonomian yang berkesinambungan hingga meningkatkan daya beli masyarakat.
“Jika inflasi tinggi atau tidak stabil maka akan berdampak pada sistem ekonomi dan sektor sosial karena daya beli masyarakat menurun akibat tidak terjangkaunya harga barang di pasaran,” tuturnya.
Menurut dia, BI sebagai pengendali inflasi nasional belum memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi laju inflasi daerah.
“Karena inflasi di daerah bersumber dari penawaran yang muncul sebagai efek kebijakan lokal seperti laju infrastruktur, retribusi, dan pajak yang tidak dapat dikendalikan BI. Padahal inflasi nasional merupakan akumulasi laju inflasi daerah,”katanya.
Menurut dia dengan pembentukan TPID di Banyuwangi maka dapat terjadi transfer data maupun kerja sama seperti penelitian lebih lanjut yang bermanfaat untuk mengendalikan laju inflasi di kabupaten setempat, tingkat provinsi dan nasional,” paparnya.
Ia menjelaskan angka inflasi di Banyuwangi terbilang cukup memadai karena berada di bawah angka inflasi nasional yakni sebesar 5,25 persen karena pertumbuhan ekonomi di kabupaten setempat cukup tinggi dan stabil.
Kinerja perbankan Banyuwangi sebagai salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi juga paling cepat diantara empat kabupaten lain dibawah naungan koordinasi BI Jember yakni sebesar 24,4 persen.
“Kenaikan aset perbankan tumbuh 22,50 persen, dengan pencapaian kredit diatas rata-rata nasional yakni 29,45 persen,” katanya.
Tidak hanya itu, kebijakan Pemkab Banyuwangi yang berpihak pada masyarakat kurang mampu dan membuka peluang investasi juga turut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah.
“Dalam kerja sama itu kami juga akan melakukan koordinasi pengembangan UMKM dan sektor riil, sehingga dapat sinergi menjadi langkah aktif bagi perekonomian Banyuwangi,” ujarnya.Budi Suyanto (ant/rah)