PROBOLINGGO – Setiap terjadi hujan lebat, ratusan rumah warga di lingkungan Kampung Dok Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo menjadi sasaran banjir. Hal ini disebabkan drainase menuju ke muara laut sudah tidak berfungsi dengan baik karena telah banyak yang tersumbat, akibat gorong-gorong rusak.
“Sejak drainase (saluran pembuangan air) yang berada di Kampung Dok tersumbat, maka air selalu tergenang,” ujar Sukarti, warga kampong Dok Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo, Senin (27/5).
Sukarti berharap Pemkot Probolinggo untuk dapat melakukan pembenahan atau memperbaiki gorong-gorong yang rusak dan membuatkan saluran air yang menuju ke muara laut.
Menurutnya, Drainase yang berada Kampung Dok ini langsung menuju muara laut dengan panjang kurang lebih 500 meter. “Penduduknya Kampung Dok Kelurahan Mayangan sangat padat dan berada di dataran rendah, maka sangat perlu dibangun drainase yang bagus untuk benteng banjir dan menjaga longsoran tanah di bibir sungai apalagi yang berada di belakang Pabrik Kayu sudah cukup mempri hatinkan,”tandas Sukarti.
Hal yang sama disampaikan, Iman (35) salah seorang warga kampong Dok menyebutkan, seluruh rumah yang sempat terendam air setinggi lutut pria dewasa itu sudah dalam keadaan bersih seolah-olah tidak pernah dilanda bencana. Banjir mulai menerjang perkampungan sejak pukul 17.30 WIB.
Laut Mayangan yang berdekatan dengan permukiman warga meluap akibat hujan yang terus mengguyur sejak sore hari. Kendati sudah ada saluran Drainase, namun upaya itu tidak banyak membantu. Debit air yang sangat besar sanggup melangkahi Drainase sebelum merendam pemukiman.
“Bagi kami, banjir bukanlah hal yang aneh, sebab kami sudah terbiasa kebanjiran. Hampir setiap tahun bencana banjir melanda perkampungan. Oleh karena itu, di saat hujan terus menerus mengguyur kami sudah menduga banjir akan kembali melanda. Maka kamipun melakukan langkah mengantisipasi mengamankan perabotan agar tidak terendam air,” tutur Iman.
Sementara itu, Jaenudin (65) salah seorang tokoh masyarakat menyebutkan, meluapnya air disebabkan tingginya curah hujan di kawasan kampong Dok Mayangan. Maka dari itu, Drainase yang ada itu tidak mampu menampung debit air.
“Luapan air datang secara perlahan dengan jangka waktu cukup lama hingga mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter. Air mulai surut sekitar pukul 14.00 WIB siang hari. Kami pun langsung membersihkan rumah dari sampah dan endapan lumpur,” jelas Jaenudin.
Lebih jauh Jaenudin mengatakan, banjir kali ini tidak sebesar sebelumnya yakni dengan ketinggian hampir mencapai satu meter. Saat itu, banyak warga yang menelan kerugian materi yang tidak sedikit akibat perabotan terendam sehingga tidak bisa difungsikan lagi.
Meski demikian, warga tetap merasa was was. Sebab tidak tertutup kemungkinan banjir akan kembali melanda. Apalagi jika system Drainase tidak segera diperbaiki. Dipastikan kampung mereka bakal terendam.
Warga menduga banjir setiap hujan deras ini akibat sistem Drainase yang buruk. Karena terganggu setelah berdirinya Pabrik Pengolahan Kayu di sebelah kampung nya. Bahkan, warga menduga banjir juga diperparah oleh air laut pasang, sehingga air tak bias mengalir ke laut.
Kini warga hanya bisa bertahan dirumahnya, dan mengamankan perabotan rumah tangga dari genangan air dan sambil menguras air agar tidak masuk kerumahnya semakin banyak. Dan bila banjir terjadi pada malam hari, warga mengamankan diri di rumah tetangga yang terbebas dari genangan air.
Tak hanya itu, warga berharap agar Pemkot Probolinggo segera menyelesaikan masalah ini karena bila musim hujan, banjir selalu menghantui warga kampung Dok Kelurahan Mayangan.
Sedangkan bila musim kemarau debu polusi dari Pabrik Peengolahan Kayu selalu mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga. Dialog antar perusahaan, pemkot, dan warga sudah pernah dilakukan. Namun hingga kini masih belum ada penyelesaian.(hud).