BANGKALAN – Dari 29 pasar yang ada di Bangkalan, enam pasar di antaranya akan direhap dengan anggaran dana dari APBD sekitar 2,5 miliar. Anggaran tersebut digunakan pada perbaikan pasar Langkap, pasar Tragah, pasar Tanah Merah, pasar Galis, pasar Blega, dan pasar Wisata Ki Lemah Duwur (KLD).
Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan, Sarman Adi Joko Sutrisno mengatakan keenam pasar yang akan direnovasi itu lebih difokuskan pada pemasangan paving, normalisasi drainase dan lokasi bongkar muat barang kendaraan roda 4 dan angkutan lainnya.
Dalam pelaksanaan nanti, kriteria perbaikan berdasarkan kerusakan yang terjadi pada masing-masing pasar. Namun, yang paling banyak, perbaikan paving pada halaman pasar.
“Pemasangan paving itu sifatnya sangat mendesak, agar saat memasuki musim hujan lokasi pasar tidak becek dan pada musim kemarau debu-debu tidak berterbangan. Sehingga bisa memberi rasa nyaman kepada para pengunjung pasar,” ungkapnya.
Khusus untuk pasar tradisional Tanah Merah. Berdasarkan data dari LPSE Bangkalan anggaran yang disediakan Rp 989,1 juta untuk revitalisasi.
Menurut Sutrisno, selain pavingisasi, pasar Tanah Merah juga akan dibangun areal bongkar muat barang. Supaya kemacetan yang sering terjadi pada waktu hari pasaran tiba, bisa diminimalisir.
”Faktor utama yang menyebabkan terjadinya kemacetan di pasar Tanah Merah selama ini, karena aktivitas bongkar muat dan parkir di depan pasar tersebut. Makanya, di samping pavingisasi juga perlu dibuatkan areal bongkar muat barang,” ucapnya.
Selain itu, perbaikan meliputi pemagaran pasar, dan rehabilitasi saluran air (selokan) agar aliran air yang masuk bisa lancar, sehingga tidak mengalami banjir pada musim penghujan. Pasalnya, selama ini saluran air yang ada di pasar yang dimaksud, kebanyakan mengalami kerusakan.
Sementara itu, khusus untuk perbaikan pasar wisata KLD, pihaknya akan melakukan perbaikan pada 36 kios berukuran 2,5 x 2,5 meter per segi telah disediakan. Pasalnya, keberadaan kios yang ada saat ini, dinilai tidak layak karena kondisi kios yang dibuat terbuka.
”Setelah kami evaluasi selama dua bulan terakhir, memang ada keluhan dari pemilik kios. Sebab, keberadaan kios yang terbuka tanpa penghalang. Nantinya, rehabilitasi pada tiap kios itu, akan dibuat tertutup dengan memakai folding door,” ungkapnya. (ori/rah)