TRENGGALEK – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengklaim kualitas pendidikan tingkat SMP di wilayahnya telah merata antara kota dan perdesaan.
“Indikasinya, berdasarkan hasil ujian nasional tahun ini, di antara peringkat 10 besar itu tidak ada dominasi sekolah tertentu, namun merata hingga sekolah di daerah pinggiran,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Kusprigianto.
Pemerataan kualitas pendidikan itu tidak hanya terjadi di sekolah yang berstatus negeri, namun swasta juga mampu bersaing secara kualitas. Hal itu terbukti dari sejumlah siswa SMP swasta yang berhasil masuk dalam 20 besar UN se-kabupaten.
“Untuk nilai tertinggi diraih oleh siswa dari SMP Negeri I Trenggalek atas nama Rizal Muhammad dengan nilai 38,70, sedangkan nomor dua adalah Rizka Fajar Novia dari SMPN I Durenan dengan nilai 38,10 dan tertinggi ketiga adalah Etika Rahmawati Nurmazakia dari SMPN I Pogalan dengan nilai UN 37,65,” ujarnya.
Kusprigianto mengatakan meratanya prestasi tersebut tidak lepas dari kerja sama yang baik antara dinas pendidikan serta pihak sekolah dalam menjalankan program nasional pendidikan.
Selain itu, Kusprigianto mengklaim, fasilitas penunjang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran tidak jauh berbeda dengan sekolah yang ada di perkotaan.
“Kami tidak membeda-bedakan antara sekolah satu dengan yang lainnya, semuanya sama dan harus mendapat perhatian serius demi kemajuan pendidikan di Trenggalek,” imbuhnya.
Sementara itu terkait angka kelulusan tingkat SMP di Kabupaten Trenggalek, Kuspri mengaku cukup memuaskan, dari total 7.857 peserta UN SMP, hanya dua siswa yang dinyatakan tidak lulus. Masing-masing dari SMPN 2 Pogalan dan SMP Islam Kalijaga.
“Untuk saat ini tingkat kelulusannya lebih baik dibanding tahun lalu, karena yang tidak lulus hanya dua siswa, sedangkan yang lalu mencapai 24 siswa,” paparnya. (ant/rah)