MALANG – Kepala Badan Urusan Logistik Sub-Divre VII Malang Nina Afrisanti mengatakan stok beras di wilayah kerjanya aman hingga Lebaran mendatang, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan.
“Setiap bulan warga di wilayah kerja Bulog Malang membutuhkan beras sekitar 20 ribu ton dan stok yang ada di Gudang Gadang dan Keboangung Malang saat ini mencapai 40 ribu ton, sehingga sampai dua bulan ke depan masih aman,” katanya di Malang, Minggu.
Stok beras di gudang Bulog tersebut, katanya, berasal dari Malang sendiri. Sedangkan, khusus untuk distribusi beras miskin (raskin), Bulog mengambil dari sejumlah daerah, seperti Jombang, Blitar dan Lamongan, sebab beras dari Malang harganya terlalu tinggi.
Beras yang diambil dari Malang, terutama dari Kecamatan Kepanjen, katanya, hanya jenis IR-64. Mahalnya harga beras dari Malang ini disebabkan Malang bukan termasuk daerah produsen.
Untuk pengadaan beras, lanjutnya, Bulog memang memberlakukan aturan ketat. Beras yang masuk ke gudang harus memenuhi sejumlah kriteria, yakni beras harus bebas dari kutu dan hama, benar-benar kering dan memiliki kadar air tidak lebih dari 14 persen.
Menyinggung adanya kemungkinan kenaikan harga sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Nina mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi, yakni melakukan operasi pasar di sejumlah titik bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Untuk wilayah Malang, katanya, ada empat titik yang menjadi lokasi operasi pasar, yakni di Kecamatan Singosari, Karangploso, Pasar Sumedang, dan Pasar Tawangmangu. Setiap titik dipasok beras sebanyak 500 kilogram.
Operasi pasar akan dilakukan selama satu bulan penuh mulai 15 Juni lalu hingga 15 Juli dengan tujuan untuk mengendalikan harga beras di pasaran, meski sejauh ini belum ada gejolak harga.
Mengenai distribusi raskin, Nina mengatakan, tidak ada masalah dan tahun ini jumlah rumah tangga sasaran (RTS) yang mendapat jatah juga menurun jumlahnya, seperti di Kota Malang, tahun sebelumnya jumlah RTS yang berhak mendapatkan raskin sebanyak 20.539 kepala keluarga (KK) dan tahun ini turun menjadi 16.990 KK.
“Jumlah RTS penerima raskin di wilayah kerja Sub-Divre VII Malang, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, dan Kabupaten Pasuruan, jumlahnya rata-rata memang turun,” ujarnya, menambahkan. (ant/rah)