PROBOLINGGO – Sebanyak 1.141 pendaur sampah memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia dalam pembuatan kerajinan melalui daur ulang sampah, Kementerian Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Kota Probolinggo yang dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalan Anggrek, Mayangan Kota Probolinggo, Minggu (7/7).
Dalam kegiatan tersebut, peserta mendaur ulang sampah menjadi berbagai produk kerajinan seperti bros, tas, dompet, lampion, tudung saji, kotak tisu, bunga dan gantungan kunci.
“Pelaksanaan kegiatan itu karena bisa mengurangi sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Ini artinya juga selaras dengan tugas Kementerian Lingkungan Hidup di antaranya menurunkan beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,” ucap Hermin Rosita, MM, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Hermin Rosita, menambahkan Kementerian Lingkungan Hidup melalui Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Jawa bersama Pemkot Probolinggo telah menyiapkan kegiatan yang termasuk dalam rangkaian kegiatan bertajuk “Gerakan Aksi untuk Lingkungan.
Ia mengapresiasi pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia dalam pembuatan kerajinan melalui daur ulang sampah. Berdasarkan hasil survei perilaku peduli lingkungan terhadap 6.000 responden di 12 provinsi di Indonesia pada 2012, indeks kepedulian masih rendah, yakni baru 0,57 dari 0 – 1 tingkat kepedulian.
“Salah satu sebab masih rendahnya tingkat kepedulian yang diukur dari berbagai faktor seperti konsumsi energi, perilaku membuang sampah, pemanfaatan air bersih dan penggunaan bahan bakar itu, kata Sinta, karena informasi program dan kegiatan lingkungan selama ini belum dipahami dengan baik oleh masyarakat,”tandas Hermin Rosita.
Sementara itu, Walikota HM.Buchori mengatakan bahwa gerakan pembuatan kerajinan melalui daur ulang sampah bukan sekedar memecahkan rekor melainkan sebuah upaya menjaga serta meningkatkan kebersihan, dan rangkaian kegiatan Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan (Gemas Darling) yang dicanangkan oleh Pemkot Probolinggo.
“Adanya pemecahan rekor ini semakin memberikan semangat kepada masyarakat agar terus memungut dan memilah sampah sebagai perwujudan gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan (Gemas Darling) di Kota Probolinggo.” Pungkasnya.(hud).