BOJONEGORO – Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Bojonegoro, Jatim, naik menjadi Rp88 ribu-Rp90.000/kilogram yang semula Rp80.000-Rp85.000/kilogram akibat pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Pedagang kalau bertahan dengan harga lama sejak kenaikan BBM akan merugi, sebab harga pembelian sapi juga meningkat,” kata seorang pedagang daging sapi di Pasar Besar Kota Bojonegoro Darkun, Kamis.
Dari keterangan yang diperoleh kenaikan harga daging sapi berkisar Rp85.000-Rp 90.000/kilogram itu hanya khusus pedagang daging sapi yang ada di dalam pasar.
“Saya juga menjual daging sapi kualitas bagus dengan harga Rp85.000/kilogram yang semula Rp80.000/kilogram,” jelas Darminto, salah seorang pedagang daging sapi juga di pasar setempat.
Namun, seorang pedagang daging sapi lainnya di luar Pasar Besar Kota Bojonegoro Darkun mengaku hanya menaikkan harga daging sapi Rp1.000/kilogram dari Rp81.000/kilogram.
“Saya menjual daging sapi kualitas bagus Rp81 ribu/kilogram. Untuk daging sapi bakso juga naik dari Rp7.200/kilogram menjadi Rp7.400/kilogram,” jelasnya.
Bahkan, menurut Darkun, harga daging sapi di tempatnya itu paling murah dibandingkan harga daging sapi di dalam pasar, termasuk di sejumlah pasar tradisional lainnya seperti di Pasar Sumberrejo, Kecamatan Sumberrejo dan Pasar Baureno, di Kecamatan Baureno.
“Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional lainnya lebih tinggi berkisar Rp5.000/kilogram dibandingkan dengan harga disini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera (PPNSI) Bojonegoro Lukman Hakim menjelaskan mengantisipasi kenaikan harga daging sapi seharusnya tidak dengan impor daging sapi.
“Impor daging sapi tidak merugikan pedagang daging sapi, tapi peternak sapi. Pedagang daging sapi hanya tinggal menyesuaikan harga,” katanya.
Namun, menurut dia, para peternak akan merugi karena dulu membeli bibit sapi dengan harga tinggi, maka masuknya impor daging sapi bisa mengkibatkan harga penjualan sapinya menurun.