SAMPANG – Keterbatasan ekonomi untuk membiayai pengobatan Marwah (5), penderita hydrocephalus, membuat Ahmad Mislih (50), orang tua Marwah terpaksa mengemis. Warga asal Desa Bicorong, Lebek Pakong, Kabupaten Pamekasan, berharap uluran tangan di Pasar Srimangunan, Kota Sampang.
Sambil memangku Marwah di lantai Pasar Srimangunan Sampang, dengan beralaskan selimut tipis, Ahmad Mislih berharap uluran tangan pengunjung pasar untuk biaya kontrol putrinya. Setiap dua pekan, ia harus mengeluarkan uang Rp.500.000.
Ahmad Mislih bercerita, Marwah sudah dua kali menjalani operasi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya atas bantuan dana dari kepala desa di tempatnya. Semua biaya operasi di tanggung oleh Pemerintah.
“Saya sudah tidak punya uang lagi hingga saya terpaksa melakukan seperti ini untuk biaya kontrol anak saya yang bisa mencapai Rp. 500 ribu. Pemerintah hanya menanggung biaya operasi saja, sehingga untuk biaya kontrol saya harus cari sendiri,” ujar Mislih, Minggu (21/7)
Pekerjaan Mislih sebagai nelayan di Sampang, tidak mencukupi untuk biaya pengobatan putrinya. Sedangkan istrinya hanya seorang buruh cuci.
“Saya akan melakukan apa saja demi anak saya meskipun dengan cara seperti ini untuk kesembuhan anak kami. Hal ini sudah cara terakhir yang kami lakukan karena semuanya yang kami miliki di Pamekasan sudah kami jual untuk kesembuhan marwah,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca.
Ahmad Misli berharap pada Pemerintah Pamekasan tidak hanya membantu untuk operasi Marwah hingga cairan di kepalanya berkurang. Ia berharap setidaknya pemerintah juga bisa membantu untuk biaya perawatan Marwah yang saat ini harus dijalani setiap bulan untuk kontrol ke dokter. (Hol)