PAMEKASAN – Meski hari raya idul fitri masih terhitung lama, namun sejumlah pengepul besek mulai mendistribusikan barang dagangannya ke luar Madura. Besek yang terbuat dari anyaman daun siwalan ini dikirim ke berbagai daerah, seperti Probolinggo, Bondowoso dan beberapa kabupaten lainnya untuk dijadikan sebagai wadah zakat fitrah.
B. Rumsiyah, salah satu pengepul besek asal Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan mengatakan bisnis ini ia lakukan rutin setiap bulan puasa. Besek-besek itu, ia beli dari pengerajin sejak beberapa lalu dan ditimbun untuk dijual lagi ke luar Madura.
Rumsiyah mengaku sudah memiliki pelanggan tetap di beberapa kabupaten/kota. Para pelanggan itu umumnya pemilik pertokoan yang membeli besek secara partai, bukan eceran. Sehingga ia tidak perlu menjajakan besek ke rumah-rumah, karena sudah ada yang menyalurkan.
“Alhamdulillah, saya tidak perlu jajakan besek-besek ini, karena disana sudah ada toko-toko yang siap memborong,” katanya.
Ia tidak bersedia menyebutkan keuntungan dari bisnis ini, namun diakui cukup untuk biaya lebaran. Meski demikian, ia mengaku keuntungan dari bisnis ini lebih kecil dari tahun sebelumnya, menyusul penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah baru-baru ini.
Dijelaskan, besek itu ia beli dari pengerajin seharga Rp. 80 ribu per 100 biji atau seharga Rp. 800 perbesek. Namun ia tidak menyebut harga jualnya, karena keuntungannya minim.
Besek yang sudah siap ke kirim ke luar madura saat ini sebanyak 90 ribu besek. Setiap tahunnya, ia mampu menjual rata-rata sampai 500 ribu besek. Dari beberapa besek yang dikirim itu, beberapa diantaranya terancam tidak laku karena berwarna merah, akibat terkena air hujan.
Sementara itu, Rasidah, salah satu pengerajin besek asal Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, mengatakan, harga jual besek ini dirasa sangat murah dan tidak cukup untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Meski demikian, pekerjaan membuat besek ini diakui hanya sebagai sampingan, yang dilakukan pada waktu senggang.
“Membuat besek ini bukan pekerjaan yang menguntungkan. Makanya saya hanya membuat besek ini pada waktu santai. Karena kalau dihitung lebih menguntungkan menganyam tikar,” katanya. (uzi/rah)