SUMENEP – Jauhnya jarak tempuh jalur laut dari Pulau Sapeken ke Kota Sumenep, serta seringnya terjadi cuaca ekstrem, membuat warga Pulau Sapeken memasok sembako dari Pulau Dewata, Bali.
Selain jarak tempuh antara Pulau Sapeken ke Bali relatif dekat dibandingkan ke Kota Sumenep, hingga saat ini cuaca di perairan Sumenep belum sepenuhnya stabil.
Jarak tempuh Pulau Sapeken ke Bali hanya membutuhkan waktu antara 3-4 jam. Sementara dari ke Kota Sumenep membutuhkan waktu antara 7-8 jam. Itupun kalau perjalanan normal.
Nur Asyur, warga Pulau Sapeken, mengatakan, saat ini masyarakat lebih memilih untuk kulakan sembako Bali, karena jarak tempuh ke Pulau Dewata tersebut tidak membutuhkan waktu terlalu lama. “Apalagi ketika sering terjadi cuaca ekstrem seperti saat ini, ya otomatis masyarakat memasok sembako dari Bali,” terangnya, Kamis (18/7).
Alat transportasi laut yang disediakan oleh Pemkab Sumenep masih tergolong sangat sederhana, sehingga ketika terjadi cuaca ekstrem dan ketinggian ombak di atas tiga meter, kapal tidak bisa beroperasi. ”Dari keterbatasan inilah yang memaksa masyarakat kepulauan Sapeken memilih untuk berbelanja ke Pulau Bali,” tambahnya.
Anggota Komisi D DPRD Sumenep itu mengaku prihatin atas keterbatasan alat transportasi untuk masyarakat kepulauan. Sehingga, masyarakat kepulauan harus memasok sembako dari Bali. ”Kami sangat menyayangkan ketersediaan alat transportasi untuk masyarakat kepulauan yang sangat minim. padahal pasokan PAD dari kepulauan sangat besar untuk daerah. Tapi, mengapa belum ada alat transportasi yang memadai bagi masyarakat kepulauan,” tanyanya.
Politisi PKS tersebut berharap, pemerintah segera mencarikan solusi sehingga warga tidak perlu memasok sembako dari luar Sumenep.
Ombak Tiga Meter
Pantauan Koran Madura, Kamis (18/7), ketinggian ombak di perairan Kangean mencapai sekitar tiga meter dengan kecepatan angin hingga 26 knot. Di Pelabuhan Kaliaget penumpang dan sejumlah sembako menumpuk karena tidak ada kapal yang berlayar.
Puluhan penumpang dari berbagai kecamatan di kepuluan, terpaksa mencari tumpangan untuk menginap sambil menunggu jadwal kapal berangkat.
Direktur PT. Sumekar Line Rasul Djunaidi mengatakan, pihaknya mengaku belum berani untuk melakukan pelayaran. Hal itu dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. ”Demi keselamatan penumpang, kami memilih tidak memberangkatkan kapal, kami masih menunggu cuaca benar-benar normal,” pungkasnya. (edy/mk)