SUMENEP – Puluhan jemaah calon haji asal Pulau Raas rela mengarungi laut berjam-jam bersama ratusan kerabat mereka menggunakan perahu kayu. Sayangnya sampai di Pelabuhan Kalianget, perahu yang mereka tumpangi tidak bisa menepi di dermaga satu Pelabuhan Kalianget. Sementara ratusan pengantar dan para jemaah haji itu terpaksa di angsur dengan perahu kecil.
Salah satu pengantar jemaah haji, Alwi, menjelaskan, keluarganya terpaksa menyewa perahu dari Pulau Raas dan melakukan perjalanan berjam-jam karena tidak adanya jadwal kapal dari Raas ke daratan. “Kami berangkat, karena hari ini ada pelepasan simbolis di gedung Korpri, Mas,”ungkapnya, Senin (23/9)
Walaupun kondisi cuaca cukup ekstrem, angin dan ombak besar, keadaan itu tidak membuatnya patah semangat. Sebab perjalanan ke tanah Mekkah, menurut, Alwi merupakan panggilan suci yang harus dilakukan bagi seorang muslim yang sudah mampu.
Demi niat suci yang mulia itu, lanjut Alwi, para jemaah calon haji dari Pulau Raas bersama ratusan sanak kerabat yang mengantar menggunakan empat buah perahu calteran. Dengan perahu itu, anggota keluarganya mengarungi lautan antara 5 sampai 6 jam.
Hal senada dikatakan Ali Wafa, calon jemaah haji asli Pulau Raas. Menurutnya, ongkos perahu lebih murah ketimbang menggunakan kapal Feri. Apalagi saat ini, jadwal kapal Feri tidak tentu sehingga calon jamaah haji asal kepulauan Raas lebih memilih perahu.
Dia mengakui, bahwa perahu yang ditumpanginya tidak bisa langsung menepi di dermaga satu Pelabuhan Kalianget, apalagi harus menambah biaya untuk menyewa perahu kecil untuk mengangsur dari perahu agar segera sampai di dermaga.
Tapi dia menegaskan, hal tersebut tidak menjadi kendala, bahkan mengurangi niatnya untuk meneruskan perjalanannya ke Tanah Suci. Dia berharap, pada tanggal 25 nanti, tidak terjadi apapun yang dapat mengahalangi jadwal pemberangkatan rombongan Jamaah haji dari Sumenep. (athink/mk)